Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi (20/4/2021) menguat di tengah kenaikan kembali imbal hasil obligasi Amerika Serikat.
Pada pukul 10.10 WIB, rupiah menguat 3 poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.562 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.565 per dolar AS.
“US treasury 10-year yield naik ke level 1,61 persen di tengah pantauan investor terhadap kinerja pendapatan perusahaan dan kemajuan pembukaan kembali perekonomian,” tulis Tim Riset Mega Capital Sekuritas dalam kajiannya di Jakarta, yang dilaporkan Antara, Selasa.
Indeks dolar terkoreksi ke level 91,08 pada akhir perdagangan Senin (19/4/2021), level terendah dalam enam minggu terakhir terhadap mata uang utama lainnya.
Hal tersebut disebabkan pasar mempertimbangkan kejatuhan imbal hasil obligasi pemerintah AS pekan lalu setelah bank sentral AS The Federal Reserve menegaskan kembali bahwa setiap lonjakan inflasi kemungkinan bersifat sementara.
Imbal hasil obligasi AS tenor 10 tahun naik sedikit menjadi 1,599 persen setelah jatuh ke 1,528 persen pada Kamis (15/4/2021) lalu dari level tertinggi dalam satu tahun di 1,776 persen pada Maret.
“Untuk perdagangan hari ini, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuasi namun ditutup menguat di rentang Rp14.525 per dolar AS hingga Rp14.580 per dolar AS,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi.
Pada Senin (19/4/2021) lalu, rupiah ditutup menguat 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.548 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.565 per dolar AS.(ant/iss/ipg)