Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada awal pekan diperkirakan akan melemah, seiring menguatnya data tenaga kerja Amerika Serikat (AS).
Rupiah Senin pagi (8/11/2021) masih menguat 8 poin atau 0,06 persen ke posisi Rp14.323 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.331 per dolar AS.
“Pasar hari ini akan lebih banyak terpengaruh oleh perkembangan global. Dolar cenderung mengalami penguatan setelah data ketenagakerjaan AS tercatat lebih baik dari perkiraan,” kata Rully Arya Analis Pasar Uang Bank Mandiri dikutip dari Antara.
Laporan Departemen Tenaga Kerja pada Jumat (5/11/2021) menunjukkan pekerjaan AS meningkat lebih kuat dari yang diperkirakan pada Oktober karena rintangan dari lonjakan infeksi COVID-19 selama musim panas mereda.
Pengusaha AS menambahkan 531.000 pekerjaan pada Oktober, lebih tinggi dari kenaikan 450.000 pekerjaan yang diharapkan.
Jerome Powell Gubernur bank sentral AS, Federal Reserve (Fed) sebelumnya mengatakan dia tidak terburu-buru untuk menaikkan biaya pinjaman, karena “masih ada alasan untuk mencapai pekerjaan maksimum.”
Bank sentral AS juga telah mengumumkan pengurangan bulanan sebesar 15 miliar dolar dari pembelian aset bulanan senilai 120 miliar dolar.
Rully juga menambahkan rupiah hari ini bergerak ke kisaran Rp14.275 per dolar AS hingga Rp14.335 per dolar AS.
Pada Jumat (5/11/2021) rupiah ditutup menguat 35 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp14.331 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.366 per dolar AS. (ant/wld/rst)