Jumat, 22 November 2024

Rupiah Berpotensi Menguat Hari ini, Dibayangi Imbal Hasil Obligasi AS

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ilustrasi. Petugas mengitung uang rupiah di salah satu gerai penukaran uang asing. Foto: Antara

Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta berpeluang melanjutkan penguatan, dibayangi kenaikan imbal hasil atau yield obligasi Pemerintah Amerika Serikat (AS).

Rupiah pagi ini menguat 10 poin atau 0,07 persen ke posisi Rp14.192 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.202 per dolar AS.

“Nilai tukar rupiah mungkin masih bisa menguat hari ini dengan masih positifnya sentimen pelaku pasar terhadap aset berisiko,” kata Ariston Tjendra Pengamat Pasar Uang saat dikutip dari Antara Selasa (16/11/2021).

Kata Ariston Indeks saham Asia bergerak positif pagi ini dan surplus besar neraca perdagangan Indonesia juga memberikan dukungan bagi penguatan rupiah.

Selain itu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat neraca perdagangan Indonesia pada Oktober 2021 mengalami surplus 5,73 miliar dolar AS dengan nilai ekspor 22,03 miliar dolar AS dan impor 16,29 miliar dolar AS.

Neraca perdagangan Indonesia telah membukukan surplus selama 18 bulan secara beruntun.

Tapi di sisi lain, imbal hasil obligasi pemerintah AS yang kembali naik bisa menahan penguatan rupiah terhadap dolar AS.

“Yield tenor 10 tahun kembali naik ke kisaran 1,6 persen. Ini menandakan pasar masih berekspektasi bank sentral AS bisa menaikkan suku bunga acuannya lebih cepat karena tingkat inflasi AS yang masih meninggi,” ujar Ariston.

Ariston mengatakan rupiah hari ini akan bergerak di kisaran Rp14.180 per dolar AS hingga Rp14.250 per dolar AS.

Pada Senin (15/11/2021) lalu, rupiah ditutup menguat 17 poin atau 0,12 persen ke posisi Rp14.202 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.219 per dolar AS. (ant/wld/rst)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs