Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Selasa (13/7/2021), masih berpeluang menguat meski dibayangi kasus harian Covid-19 yang tembus 40 ribu kasus.
Rupiah dibuka menguat tiga poin atau 0,02 persen ke posisi Rp14.490 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.493 per dolar AS.
Ariston Tjendra Pengamat Pasar Uang saat dihubungi di Jakarta, Selasa, mengatakan, rupiah berpotensi menguat mengikuti perbaiki sentimen pelaku pasar keuangan global.
“Indeks saham global sebagai aset berisiko terlihat menguat. Pasar melihat perbaikan performa perusahaan di kuartal kedua. Ini mendorong pasar keluar dari aset aman dolar AS dan masuk ke aset berisiko,” ujar Ariston.
Selain itu, kata Ariston, perbaikan sentimen didukung kebijakan pelonggaran moneter bank sentral China People’s Bank of China (PBoC) yang menurunkan Giro Wajib Minimum atau GWM 50 basis poin sehingga meningkatkan likuiditas pasar.
“Sikap bank Sentral AS yang juga mempertimbangkan mempertahankan kebijakan pelonggaran moneter dalam waktu yang lebih lama, juga mendukung sentimen risiko itu,” katanya dikutip Antara.
Di sisi lain kasus Covid-19 yang terus menanjak, terutama di Indonesia, yang terus mencetak rekor baru, menjadi kekhawatiran pelaku pasar.
“Pertumbuhan ekonomi bisa terganggu bila PPKM Darurat diperpanjang dan ini berpotensi menahan penguatan rupiah terhadap dolar AS,” ujar Ariston.
Senin (12/7/2021) kemarin, secara nasional jumlah kasus baru Covid-19 mencetak rekor baru mencapai 40.427 kasus sehingga total kasus terkonfirmasi positif Covid-19 menjadi 2.567.630.
Ariston mengatakan rupiah hari ini berpotensi ke kisaran Rp14.470 per dolar AS hingga Rp14.500 per dolar AS.
Senin kemarin, rupiah ditutup menguat 35 poin atau 0,24 persen ke posisi Rp14.493 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.528 per dolar AS.(ant/den)