Joko Widodo Presiden meresmikan Pelepasan Merdeka Ekspor 2021, secara virtual dari Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Sabtu (14/8/2021) siang.
Ada berbagai produk hasil pertanian yang diekspor ke 61 negara dari 17 titik pelabuhan dan bandara, salah satunya dari Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya dengan nilai ekspor Rp 1,3 triliun.
Dari 17 titik keberangkatan di berbagai daerah, nilai total ekspor produk pertanian Indonesia mencapai lebih dari Rp7,2 triliun.
Menurut Presiden, pengiriman barang ke luar negeri itu merupakan momentum penguatan ekspor komoditas pertanian Indonesia.
Menggeliatnya ekspor juga menjadi tanda kebangkitan ekonomi nasional yang sempat tiarap akibat pandemi Covid-19.
“Pada Juni 2020 nilai tukar petani berada di angka 99,60, secara konsisten meningkat hingga Desember 2020 mencapai 103,25 dan Juni 2021 mencapai 103,59. Menurut saya, ini sebuah kabar yang baik yang bisa memacu semangat petani-petani kita untuk tetap produktif di masa pandemi,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Presiden juga meminta para kepala daerah untuk menggali potensi ekspor di daerah masing-masing.
“Komoditas-komoditas pertanian yang potensial dikembangkan segera digarap. Selain itu, petani harus diperkuat dengan akses permodalan, inovasi teknologi, dan pendampingan,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Jokowi meminta para petani disambungkan dengan rantai pasok baik nasional maupun global.
Dengan begitu, para petani dan pelaku usaha pertanian bisa lebih mudah mengekspor produknya, sehingga bisa berkembang jadi sentra-sentra produksi pertanian yang berorientasi ekspor.
“Saat ini, dari 514 kabupaten dan kota di seluruh Indonesia, baru 293 kabupaten/kota yang memiliki sentra komoditas pertanian unggulan ekspor, baik itu produk sawit, karet, kopi, dan beberapa komoditas lain yang diminati pasar global. Masih banyak komoditas yang sangat potensial untuk dikembangkan” jelasnya.
Sejumlah komoditas pertanian yang masih punya potensi ekspor antara lain sarang burung walet, porang, minyak atsiri, bunga melati, tanaman hias, edamame, serta produk hortikultura lainnya.
“Kalau kita betul-betul berikan perhatian akan menjadi sebuah produk yang baik untuk kita ekspor. Juga produk olahan peternakan yang juga makin terbuka pasarnya,” sambungnya.
Tapi, Presiden mengingatkan, tidak cukup cuma fokus meningkatkan produksi. Menurutnya, yang juga penting adalah penguasaan teknologi untuk meningkatkan produktivitas.
Sementara itu, Syahrul Yasin Limpo Menteri Pertanian menjelaskan, produk pertanian yang diekspor hari ini berasal dari 341 kabupaten/kota di Tanah Air.
Berat total produk yang diekspor sekitar 627 juta ton, dengan rincian hasil perkebunan 564 juta ton, produk pangan 4,3 juta ton, produk hortikultura 7,2 juta ton, peternakan empat juta ton, dan sejumlah komoditas lainnya.
Syahrul mengeklaim, kinerja ekspor pertanian Indonesia sekarang meningkat pesat. Dia bilang, sektor pertanian masih kuat di tengah pandemi Covid-19.
Mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu bilang, dari Januari sampai Juni 2021, nilai ekspor produk pertanian tembus Rp277 triliun, atau meningkat 40,2 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2020.(rid/dfn/den)