Harga minyak turun di wilayah perdagangan Asia pada Selasa pagi (5/10/2021) setelah melonjak ke kisaran tertinggi dalam beberapa tahun di periode sebelumnya karena pilihan oleh produsen minya utama OPEC dan sekutunya tetap mengendalikan pasokan mereka.
Untuk minyak Brent turun tiga sen menjadi 81,83 dolar AS per barel pada pukul 00.54 GMT, setelah melonjak 2,5 persen pada Senin (4/10/2021).
Untuk jenis West Texas Intermediate (WTI) melemah 10 sen menjadi 77,25 doalar AS per barel, setelah naik 2,4 persen pada sesi sebelumnya.
Kelompok Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya Rusia secara kolektif disebut sebagai OPEC+, pada Senin (4/10/2021) mereka menyepakati untuk mempertahankan produksi minyak secara stabil.
Mereka mengabaikan seruan dari AS dan India untuk meningkatkan produksi karena sistem keuangan dunia telah pulih, meski tidak merata karena pandmi Covid-19.
Biaya minyak telah melonjak lebih dari 50 persen dalam 12 bulan ini, peningkatan ini tentu menambah beban inflasi yang mana melibatkan negara-negara konsumen minyak mentah dan akan kesulitan memilihkan ekonomi dari pandemi.
Amarpreet Singh seorang analis menyebutkan “tidak adanya urgensi di dalam kelompok untuk meningkatkan produksi pada surplus yang diantisipasi 12 bulan ke depan dan memabatsi kemampuan dengan para produsen uatama.”
Dilansir dari Reuters dan dikutip Antara, Singh menyatakan lompatan harga minyak mentah dalam satu hari tampak terlalu besar.
“Para menteri hanya menegaskan kembali pilihan yang diperkenalkan pada Juli tetapi itu pasi menunjukkan betapa ketatnya pasar,” imbuhnya.(ant/wld/ipg)