Jumat, 22 November 2024

Mentan Ingatkan Pentingnya Ketangguhan Sistem Pangan di Kawasan ASEAN

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Syahrul Yasin Limpo Menteri Pertanian. Foto: Istimewa

Pandemi Covid-19 mempengaruhi seluruh aspek kehidupan, termasuk pencapaian Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) 2 dengan tujuan “Tanpa Kelaparan”.

SDGs terutama menekankan kepastian pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi yang memadai bagi seluruh masyarakat di kawasan ASEAN.

Syahrul Yasin Limpo Menteri Pertanian RI menekankan urgensi penguatan ketangguhan sistem pangan kawasan atas berbagai guncangan.

“Saya mendorong negara ASEAN dan Plus Tiga untuk meningkatkan kerja sama regional dalam membangun resiliensi sistem pangan dan pertanian berkelanjutan melalui penerapan teknologi digital pertanian, solusi berbasis alam, dan energi biomass,” kata Syahrul dalam pertemuan AMAF Plus Tiga ke-21 yang di selenggarakan secara virtual, Rabu (27/10/21).

Dia meyakini hal itu bisa dicapai melalui optimalisasi pemanfaatan berbagai forum dan mekanisme di bawah kerangka kerja sama AMAF Plus Tiga.

Dirinya mengingatkan pentingnya optimalisasi Cadangan Beras Darurat ASEAN bersama Tiga Negara Mitra ASEAN (APTERR) dalam mengantisipasi kerawanan pangan.

Langkah ini diharapkan mampu meningkatkan peran APTERR dalam mendukung lebih besar lagi penanganan kejadian darurat pangan di kawasan ASEAN yang diakibatkan bencana alam, pandemi, atau krisis ekonomi untuk memperkokoh resiliensi sistem pangan kawasan ASEAN.

“Mungkin tidak kita gunakan sekarang, tetapi suatu saat bila ada hal diluar dugaan kita, seperti anomali cuaca, covid, climate change, maka tentu saja ini Cadangan Beras Darurat akan kita butuhkan, saya ingatkan ini lagi” ucap Mentan.

Mentan menambahkan kemitraan ASEAN dengan mitra Plus Tiga (China, Jepang dan Korea) di sektor pangan, pertanian, dan kehutanan telah terjalin dengan baik selama 21 tahun.

Kerja sama ini dibangun dengan semangat untuk memperkuat dialog kebijakan, koordinasi dan penanganan isu-isu pangan, pertanian, dan kehutanan.

Mentan menilai kerja sama yang erat antara ASEAN dan mitra Plus Tiga perlu dioptimalkan dengan memperkaya dan memperdalam berbagai topik kerja sama.

Penguatan rantai nilai pangan regional (regional food value chain) pada beberapa sektor potensial seperti pertanian, perikanan, industri ramah lingkungan (green manufacturing), dan berbagai program untuk memperlancar arus barang dan jasa juga sangat penting untuk ditingkatkan.

“Pertemuan berjalan sangat efektif, dan semua negara mengatakan hanya pertanian yang menjadi kekuatan paling dasar, untuk kemudian secara bertahap pulih dari dampak Covid, khususnya memberikan kontribusi dibidang ekonomi,” kata Limpo.

Sekadar informasi, strategi kerja sama ASEAN Plus Tiga untuk bidang pangan, pertanian, dan kehutanan untuk periode 2016-2025 telah meletakan fokus pada sembilan area strategis.

Tidak hanya penguatan ketahanan pangan, tapi juga pengembangan energi biomass, manajemen hutan berkelanjutan, serta adaptasi dan mitigasi perubahan iklim.

Selain itu, pengendalian penyakit hewan dan hama tanaman, peningkatan pengembangan sumber daya manusia dan capacity building, juga peningkatan produktivitas, kualitas, dan pemasaran produk pertanian, juga bagian dari strategi.

Kemudian, strategi lainnya adalah penguatan jaringan dan pertukaran informasi dan pengetahuan, serta penguatan riset dan pengembangan kerja sama.

ASEAN Plus Tiga didorong untuk lebih meningkatkan kerja sama dalam kegiatan regional, untuk mencapai produksi pertanian dan sistem pangan yang inovatif dan berkelanjutan.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs