Kementerian Perindustrian optimistis sektor industri manufaktur tumbuh 4,5 hingga 5 persen pada 2022, meski pandemi Covid-19 kemungkinan besar masih akan menyertai perjalanan bangsa dalam mengakselerasi pembangunan industri manufaktur pada tahun depan tersebut.
“Berbekal pengalaman dan pelajaran yang diperoleh selama menghadapi pandemi Covid-19, optimisme menghadapi tahun 2022 dan masa depan tak akan pernah surut. Seiring dengan membaiknya kondisi perekonomian nasional, kami menargetkan pertumbuhan industri manufaktur sebesar 4,5-5 persen pada 2022,” kata Agus Gumiwang Kartasasmita Menteri Perindustrian di Jakarta, Rabu (29/12/2021).
Sejalan dengan hal tersebut, nilai ekspor industri manufaktur ditargetkan pada kisaran 170-175 miliar dolar AS pada 2021 dan 175-180 miliar dolar AS pada 2022.
Sementara pada nilai investasi, Kemenperin menargetkan Rp280-290 triliun pada 2021 dan Rp300-310 triliun pada 2022. Kemenperin juga mematok penyerapan tenaga kerja sebesar 20,84 juta di 2022.
Dalam upaya mencapai target-target di atas, Kemenperin mengidentifikasi berbagai kendala dan tantangan yang akan dihadapi tahun depan.
“Kendala sekaligus tantangan tersebut antara lain disrupsi dari rantai pasok, kelangkaan kontainer yang diakibatkan oleh ketidakseimbangan perdagangan lewat laut. Berbagai acara internasional khususnya eksibisi/pameran internasional yang diselenggarakan dalam bentuk virtual/digital kurang mampu menarik bagi pengunjung,” ujar Menperin seperti yang dilansir Antara.
Selain itu, ketergantungan impor bahan baku serta bahan baku penolong, yang mana perlu adanya upaya mitigasi terhadap gelombang varian Omicron pada sektor industri.
“Kemudian, kami mengkaji untuk adanya usulan pemberian insentif baru bagi sektor industri tertentu agar daya saing industri meningkat,” tukas Menperin.(ant/tin/rst)