Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur menargetkan di awal tahun 2022 ada sekitar seribu kurator produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang bersertifikasi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP) di seluruh wilayah Jatim. Target ini seiring dengan upaya peningkatan kinerja ekspor UMKM di Jatim.
Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kadin Jawa Timur mengungkapkan, sejauh ini jumlah kurator yang telah bersertifikat BNSP di Jatim masih belum banyak, hanya sekitar 150-160 kurator. Sementara produk UMKM yang harus disertifikasi sangat banyak, sehingga jumlah produk yang dikurasi juga masih sedikit.
“Jumlah produk UMKM yang sudah dikurasi sekitar 400-500 produk. Dan ini harus ditingkatkan karena potensi yang ada cukup besar. Untuk itu, Kadin berupaya meningkatkan jumlah kurator bersertifikat agar produk yang dikurasi ini juga semakin banyak. Harapan kami Februari 2022 jumlah kurator bersertifikasi di Jatim bisa mencapai seribu kurator,” ungkap Adik Dwi Putranto usai Rapat Koordinasi Bidang UMKM Kadin Jatim di Graha Kadin Jatim, Surabaya, Selasa (9/11/2021).
Lebih lanjut ia mengatakan, Kadin Jatim terus berkomitmen meningkatkan kinerja UMKM. Selain dengan mencetak sebanyak-banyaknya kurator bersertifikasi, Kadin Jatim juga tengah merancang platform digital untuk pemasaran produk UMKM yang telah dikurasi tersebut di pasar global.
“Segera mungkn akan kami launching, platform digital khusus UMKM yang akan dipasarkan di 20 negara, termasuk ke China, Jepang dan Amerika. Tentunya ini akan menjadi peluang bagi UMKM untuk memasarkan produk mereka ke luar negeri,” tandasnya.
Melalui platform ini nantinya UMKM akan bisa menjual ke pasar luar negeri walaupun dengan volume kecil.
“Target kami mengenalkan produk UMKM yang telah dikurasi ini. Kalau sudah dikenal, harapannya juga volume ekspor akan naik,” terang Adik.
Sementara Idris Yahya Wakil Ketua Umum Bidang UMKM Kadin Jatim juga mengungkapkan, peningkatan jumlah kurator bersertifikasi menjadi keniscayaan dalam peningkatan kualitas produk UMKM. Selain itu, pembuatan data base juga akan dilakukan.
“Kita akan buat data base ini agar nanti bisa kita buat kluster karena kelemahan kita itu adalah tidak adanya petakan. Tidak ada data base UMKM yang akurat yang bisa menjadi rujukan dalam pembuatan kluster UMKM. Karena dari sini, kita akan mengkurasi mereka. UKM minuman, baju, fashion, kita buat kluster dan kita kurasi. Mana yang lolos nanti kita masukkan dalam rencana besar dalam market place yang akan kami promosikan di 20 negara. Untuk pemasaran di dalam negeri, pada bulan ini Kadin Jatim juga akan menggelar pameran Inapro 2021,” jelas Idris.
Selain itu, dalam kegiatan Rakor UMKM se Jatim kali ini, Kadin Jatim juga memberikan berbagai masukan dan program yang bisa dikerjakan oleh daerah dalam rangka peningkatan UMKM. “Kita berikan masukan ke masing-masing pengurus daerah, apa yang bisa dikerjakan karena kondisi UMKM di masa pandemi kemarin memang cukup terdampak. Dan kenyataannya juga, UMKM ini yang paling bisa bertahan,” tandasnya.
Pada kesempatan yang sama, Dewi Khalifah Ketua Kadin Kabupaten Sumenep yang juga menjabat sebagai Wakil Bupati Sumenep mengatakan, pihaknya menyambut gembira keinginan Kadin Jatim tersebut dan menargetkan secepatnya akan melaksanakan pelatihan kurator. Karena potensi UMKM di Sumenep sangat besar, terutama di sektor pengolahan produk perikanan dan pertanian.
“Sudah ada 19 produk yang masuk, beberapa bulan ke depan rencananya akan kita tingkatkan produk merek ini menjadi layak ekspor melalui rumah kurasi, dukungan permodalan melalui perbankan, pemasaran dan juga pengembangan SDM dengan memberikan kursus dua bahasa Arab dan Inggris kepada asosiasi agar tidak ada kendala komunikasi saat bertemu buyer,” kata Khalifah.(dfn/ipg)