Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jawa Timur memberikan dukungan penuh terhadap gerakan “Bangga Buatan Indonesia” yang digagas pemerintah Indonesia.
Untuk itu, Kadin Jatim berupaya menjembatani berbagai pihak bersinergi meningkatkan kinerja UMKM.
Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kadin Jatim menegaskan bahwa gerakan BBI menjadi satu langkah strategis dalam meningkatkan konsumsi produk dalam negeri karena sejauh ini konsumsi produk dalam negeri sangat kecil, khususnya di pasar digital.
“Share produk UMKM lokal di pasar e-commerce hanya 7 persen, sisanya adalah produk impor. Yang menjadi pertanyaan kan kenapa seperti ini kok gini. Ini harus kita Carikan solusinya dan harus kita atasi bersama,” ujarnya.
Adik Dwi Putranto menyatakan itu di acara Coffee Morning yang digelar Kadin Jatim dengan tema “Sinergitas gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia dalam Mendukung Percepatan Pemulihan Ekonomi” di Graha Kadin Jatim, Surabaya, Jumat (29/10/2021).
Menurutnya, ada beberapa faktor yang menjadi penyebab minimnya produk UMKM diminati di pasar e-commerce. Di antaranya adalah ketidak kemampuan UMKM dalam membangun kapasitas building atau manajemen yang bagus dalam berusaha.
Hal ini kemudian mengakibatkan ekonomi biaya tinggi dan tidak efisien dalam proses produksi.
“Ujung-ujungnya harga jual tidak kompetitif. Nah, mereka itu butuh untuk diajari bagaimana membuat produk yang kompetitif dan bagaimana membuat produk yang berkualitas bagus. Karena konsumen itu inginnya dapat produk yang murah dan bagus,” terang Adik.
Untuk itu, Kadin Jatim berupaya menjalin sinergi dengan stakeholder terkait, mulai dari pemerintah daerah, lembaga keuangan hingga akademisi.
“Pemerintah harus memberikan kemudahan dalam percepatan perijinan dan biaya murah untuk sertifikasi halal, BPOM dan perijinan lainnya,” kata Adik.
Selain pemerintah, beberapa lembaga lain seperti lembaga pendidikan juga harus mendukung penuh dalam memberikan pemahaman kepada mahasiswa tentang nasionalisme dalam rangka menumbuhkan rasa cinta produk dalam negeri.
“Dan Kadin Jatim saat ini berupaya mensinergikan berbagai pihak. Kadin membuka kerjasama melalui Ekspor Center itu kita mengajari bagaimana UMKM melakukan ekspor dan juga untuk membuka pasarnya. Kadin Jatim melalui Kadin Institute juga mengajari bagaimana memanage perusahaan yang benar, tidak hanya usaha rumahan tetapi harus seperti perusahaan sesungguhnya,” katanya.
Selain itu, dukungan kadin terhadap gerakan BBI juga diwujudkan melalui kegiatan pameran produk dalam negeri, Inapro Expo atau Indonesia Product Expo. Pameran yang digelar oleh Kadin Jatim ini sudah dimulai sejak tahun lalu.
“Justru dipameran ini menunjukkan sinergitas. Di luar negeri, penyelenggara pameran adalah Kadin. Dan ini kita mulai lakukan sejak tahun lalu dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi,” ujar Yusuf Karim Ungsi Ketua Komite Tetap Bidang Promosi UMKM yang juga menjabat sebagai Ketua Penyelenggara Inapro Expo 2021.
Ia berharap, pameran yang bakal dihelat pada tanggal 25-28 November 2021 tersebut bisa menjadi trigger yang bisa menimbulkan sentimen positif terhadap konsumen.
“Apalagi ini digelar di akhir tahun. kami berharap momentum ini bisa menjadi semacam pengungkit untuk kegiatan ekonomi khususnya Jatim dan Indonesia Timur karena posisi Jatim sangat strategis,” ujarnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Harmanta Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jatim. Saat ini UMKM masih mengalami berbagai kendala, di antaranya kendala produktifitas, kapasitas, kualitas, dan pembiayaan.
“BI berkomitmen melakukan pembinaan dalam hal capacity building. Dan acara hari ini sangat bagus karena menunjukkan sinergitas bersama antara Kadin Jatim, Pemprov Jatim, OJK, dan BI serta pelaku usaha UMKM,” katanya.
Langkah selanjutnya yang harus dilakukan adalah bagaimana semua pihak yang telah bersinergi ini melakukan pendampingan agar UMKM bisa melakukan expor.
“Bersama-sama kita tingkatkan kualitas dan produktifitas UMKM sehingga produk berstandar internasional dan go global,” ujar Harmanta.(iss/den)