Jumat, 22 November 2024

Jokowi Presiden: Bank Syariah Indonesia Harus Terbuka untuk Muslim dan Non Muslim

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Jokowi Presiden meresmikan operasional Bank Syariah Indonesia, Senin (1/2/2021), di Istana Negara, Jakarta. Foto: Farid suarasurabaya.net

Joko Widodo Presiden meresmikan beroperasinya Bank Syariah Indonesia, di Istana Negara, Jakarta pada Senin (1/2/2021) siang.

Bank Syariah Indonesia merupakan bank syariah terbesar di Tanah Air, hasil penggabungan tiga bank syariah milik negara, yaitu BRI Syariah, BNI Syariah, dan Bank Syariah Mandiri.

Data per Desember 2020, total aset Bank Syariah Indonesia mencapai Rp240 triliun. Total pembiayaan Rp157 triliun, total dana pihak ketiga Rp210 triliun, serta total modal inti sebanyak Rp22,6 triliun.

Bank Syariah Indonesia juga tercatat punya lebih dari 1200 kantor cabang, dan 20 ribu karyawan yang tersebar di seluruh Tanah Air.

Bank Syariah Indonesia.

Perbankan syariah di Indonesia mencatatkan pertumbuhan yang lebih tinggi dibandingkan bank konvensional.

Dari sisi aset, perbankan syariah naik 10,97 persen secara tahunan. Sedangkan bank konvensional naik sekitar 7,7 persen.

Pertumbuhan dana pihak ketiga, perbankan syariah tumbuh 11,56 persen, sedikit lebih banyak daripada bank konvensional yang mencapai 11,49 persen.

Kemudian dari sisi pembiayaan, perbankan syariah tumbuh 9,42 persen secara tahunan, jauh lebih tinggi dari bank konvensional yang cuma tumbuh 0,55 persen.

Dengan kekuatan tersebut, Presiden berharap Bank Syariah Indonesia berkontribusi besar mengembangkan ekonomi syariah, untuk kesejahteraan Umat Islam dan seluruh Rakyat Indonesia.

Pada kesempatan itu, Jokowi meminta Bank Syariah Indonesia menjadi bank yang universal, terbuka, inklusif, serta menyambut baik siapa pun yang mau jadi nasabah, supaya menjangkau lebih banyak masyarakat.

“Bank Syariah Indonesia jangan cuma berpikir untuk Umat Muslim saja. Tapi, yang non muslim juga harus diterima menjadi nasabah. Semua yang mau bertransaksi atau berinvestasi secara syariah harus disambut sebaik-baiknya,” ujarnya.

Bank Syariah Indonesia, kata Jokowi juga perlu memaksimalkan penggunaan teknologi digital. Presiden menilai, digitalisasi wajib diterapkan untuk menjangkau pihak-pihak yang selama ini belum mendapat layanan perbankan.

Lebih lanjut, Jokowi Presiden mengarahkan supaya Bank Syariah Indonesia bisa menarik minat generasi muda/milenial sebagai nasabah.

Karena, berdasarkan sensus, jumlah generasi muda milenial di Indonesia mencapai 25,87 persen dari total 270 juta penduduk.

Selain itu, Presiden bilang produk dan layanan keuangan Bank Syariah Indonesia harus kompetitif, dan memenuhi kebutuhan berbagai segmen konsumen.

Mulai dari UMKM, korporasi sampai ritel, dan mampu memfasilitasi nasabah supaya cepat naik kelas dan menjadi tulang punggung ekonomi nasional.

Pemerintah, kata Jokowi, terus bekerja keras untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat gravitasi ekonomi syariah regional dan global.

Sekadar informasi, berdasarkan data The State of Global Islamic Economy Indicator Report, sektor ekonomi syariah Indonesia mengalami pertumbuhan pesat.

Tahun 2018, ekonomi syariah Indonesia berada di peringkat 10 dunia. Lalu, tahun 2019 naik peringkat kelima dunia, dan tahun 2020 ekonomi syariah Indonesia ada di peringkat keempat dunia.(rid/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs