Jembatan Bergerak atau Movable Bridge (MB) IV sebagai bagian dari dermaga di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, telah diresmikan dan siap untuk beroperasi pada Selasa (26/10/2021).
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim meresmikan jembatan itu didampingi Ipuk Fiestiandani Bupati Banyuwangi, juga Ferry Kusnadi Chandra Wijaya Direktur Teknik dan Fasilitas PT ASDP Indonesia.
Dermaga MB IV Pelabuhan Ketapang itu dibangun dengan APBD Pemprov Jatim sejak 2017 lalu dan tuntas pembangunannya 2020 lalu untuk menggantikan dermaga lama dengan metode beaching point.
Khofifah berharap, MB IV bisa menjadi solusi untuk meningkatkan layanan prasarana Pelayaran Jarak Jauh atau Long Distance Ferry (LDF) dari Jawa ke Indonesia Bagian Timur.
“Sekarang ada 16 provinsi di Indonesia bagian timur, di luar Sulsel hampir 80 persen logistiknya disuplai Jatim. Ini perlu penguatan konektivitas antarpulau,” kata Khofifah dalam peresmian itu.
Khofifah pun menekankan bahwa pengembangan Dermaga MB IV ini untuk menunjang kemudahan akses dari Jawa ke NTB yang sekarang bisa ditempuh secara langsung, tidak perlu lewat Bali lagi.
Menurut Khofifah, hal itu sejalan dengan kebijakan Gubernur Bali yang ingin mengurai kepadatan lalu lintas transportasi di Gilimanuk-Denpasar diperkuat dengan Keputusan Menteri Perhubungan.
Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 308 Tahun 2020 yang dia maksud mengatur tentang Penetapan Lintas Penyeberangan Antara Ketapang-Lembar.
Karena itu, keberadaan Dermaga MB IV Ketapang dia harap mampu mendukung kelancaran operasional Pelayaran Jarak Jauh rute Ketapang-Lembar, Nusa Tenggara Barat.
Selain itu, secara tidak langsung berdampak positif pada perkembangan konektivitas antara Jawa Timur dan Nusa Tenggara Barat dalam mendukung pembangunan daerah dan penurunan biaya logistik.
“Saat ini Pelayaran Long Distance Ferry Ketapang Lembar dilayani oleh 4 Kapal yang setiap hari rutin melakukan pelayaran,” kata Khofifah.
Adapun Kapal yang dia maksud antara lain KMP Parama Kalyani, KMP Jambo X, KMP Dharma Ferry IX, dan KMP Tunu Pratama Jaya yang mana rata-rata per kapal mampu memuat 40 truk.
Dermaga MB IV sebenarnya sudah beroperasi sejak beberapa waktu sebelum diresmikan. Jembatan berkapasitas 60 Ton itu mampu menampung kapal sandar berukuran mencapai 5.000 GT.
Dengan keberadaan Dermaga MB IV di Ketapang itu, Pelayaran Jarak Jauh Ketapang-Lembar dari Dermaga MB IV ini sudah mampu memberangkatkan 17 kali pelayaran dalam sepekan.
Ada pun waktu pelayaran lintas Ketapang-Lembar saat ini selama 12 Jam, dengan durasi waktu muat dan bongkar 2 jam. Load faktor itu diklaim sudah mencapai rata-rata 70 persen sampai 80 persen.
“Ada kemudahan dan percepatan efektivitas dan efisiensi sehingga akses semakin baik dan berbagai urusan akan menjadi lebih mudah, lebih murah, lebih efektif, dan lebih efisien,” ujarnya.
Tidak hanya itu, Khofifah juga mengatakan, pengembangan dan pengoperasian Dermaga MB IV Pelabuhan Ketapang itu dia harapkan mampu meningkatkan kinerja pelayanan angkutan penyeberangan.
“InsyaAllah ke depan Dermaga MB IV mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Jatim. Dan saya sudah sampaikan ke Pak Menhub pelayarannya diteruskan sampai ke Kupang,” katanya.
Ipuk Fiestiandani Bupati Banyuwangi menyambut gembira peresmian Dermaga MB IV itu. Menurutnya, dermaga itu akan memberikan multiplier effect bagi Kabupaten Banyuwangi.
Tidak hanya dari sisi perdagangan, pariwisata, maupun investasi, menurutnya keberadaan Dermaga MB IV itu bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Banyuwangi secara umum.
“Atas nama Masyarakat Banyuwangi saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Gubernur. Dermaga ini bisa menjadi penghubung Indonesia Barat, Indonesia Tengah, dan Indonesia Timur dan bisa meningkatkan ekonomi bagi masyarakat Banyuwangi maupun Lembar,” katanya.(den/ipg)