Jumat, 22 November 2024

Jateng Seksi Buat Investor, Ganjar Pranowo: Saya Juga Belajar dari Jatim

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ganjar Pranowo Gubernur Jateng saat berkunjung ke Suara Surabaya Center (SSC) pada Minggu (4/4/2021) sore. Foto: Dimas Suara Surabaya

Bagi investor, Jawa Tengah menjadi daerah yang seksi untuk menanamkan investasi. Bahkan sebagian dari industri yang ada di Jawa Timur disebut-sebut merelokasi bisnisnya ke Jawa Tengah karena berbagai keunggulan yang ada. Salah satunya, karena upah buruh yang murah.

Ganjar Pranowo Gubernur Jawa Tengah mengatakan, ada beberapa hal yang membuat Jawa Tengah tetap seksi di mata investor. Kepada suarasurabaya.net ketika berkunjung ke Suara Surabaya Center di Bukit Darmo Golf, Surabaya, Minggu (4/4/2021), Ganjar bilang, dia juga belajar dari sejumlah provinsi di sekitar, termasuk Jawa Timur.

“Saya juga belajar dari Jawa Timur. Jatim, Jabar itu dua provinsi yang sangat bagus sekali. Jadi pertama, bagaimana mereformasi birokrasi agar layanan investasi kita gampang. Suka tidak suka, mau tidak mau, layanan mudah, cepat, murah ini mesti ada. Pungli dihajar, korupsi hajar habis. Itu orang akan datang,” ujarnya.

Selain itu, Pemprov Jawa Tengah juga menyiapkan sumber daya manusia di daerahnya dengan meminta dukungan dari perguruan tinggi, sekolah, juga dukungan dari provinsi tetangga. Baik dari Yogyakarta, Jawa Barat, juga dari Jawa Timur dalam hal pengembangan SDM Jawa Tengah.

“Kalau SDM tersedia, maka perusahaan yang mau investasi enggak kerepotan mencari,” ujarnya.

Dia mengakui, banyak orang yang mengaitkan keseksian Jawa Tengah dengan upah buruhnya yang sangat kompetitif. Ganjar bilang, Pemprov Jateng menjalin komunikasi yang baik, terutama dengan para buruh di Jawa Tengah.

“Kami selalu komunikasi dengan kawan-kawan buruh, agar mereka juga bisa mengerti persis kondisi yang ada. Maka, upah itu akan meningkat dengan kinerja, dengan produktivitas. Nah itulah yang selalu kami sampaikan kepada mereka,” ujarnya.

Selanjutnya, Ganjar mengakui salah satu yang membuat Jateng jadi jujugan investasi karena akses terhadap lahan yang menurutnya masih mudah dibandingkan dengan daerah lain. “Alhamdulillah akses lahan ini yang ini relatif agak gampang di Jawa Tengah,” katanya.

Dia mengakui, kebijakan-kebijakan berkaitan investasi itu tidak pernah sempurna. Masih ada saja kasus pungli dan korupsi yang berpotensi menghambat atau mengubah pandangan investor terhadap Jawa Tengah. Untuk itu, Pemprov Jateng pun melibatkan peran serta masyarakat.

“Biasanya kalau terjadi sesuatu, pungli, korupsi, dan sebagainya, orang kan sekarang ngelaporin lewat medsos. Sekarang diviralken gitu ya. Itu akan terjadi sebuah perubahan besar yang akhirnya membuat orang takut. Karena seluruh mata rakyat akan memandang. Maka kami ediukasi juga ke publik dan kami bikin reformasi di birokrasi untuk kami laksanakan,” ujarnya.

Demi memastikan keberlanjutan iklim investasi yang baik di Jawa Tengah, Pemprov Jateng terus mendorong pengembangan kawasan-kawasan industri baru yang sekarang sudah mulai bermunculan, yang menurutnya juga dibantu oleh Pemerintah Pusat, termasuk melibatkan peran serta kabupaten/kota yang juga melakukan reformasi birokrasi.

Industri yang berkembang dan menopang perekonomian Jawa Tengah saat ini bermacam-maca. Tapi ada sejumlah sektor yang dia bilang jadi juara. Yakni industri tekstil dan produk tekstil. Selanjutnya ada industri furniture.

“Furniture apalagi yang solid wood juga masih juara di Jawa Tengah. Terus kemudian makan minum, termasuk beberapa yang olahan. Nah, sekarang, yang sedang kami genjot adalah UMKM. UMKM ini kami ajari supaya bisa naik kelas dan kemudian bisa ekspor. Ini yang kami dorong,” ujarnya.

Dari semua industri yang ada, pertanian di Jawa Tengah menurut Ganjar masih legend. Sebab, kemarin, ketika pandemi berdampak pada berbagai sektor ekonomi yang rontok, pertanian masih tetap tumbuh. “Ya, artinya semua butuh makan,” selorohnya.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
36o
Kurs