Sabtu, 23 November 2024

Investasi di Surabaya Diklaim Tak Terganggu Pandemi

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Balai Kota Surabaya. Foto: Istimewa

Investasi di Kota Surabaya tetap melonjak meski di tengah pandemi Covid-19. Sepanjang tahun 2020, capaian investasi di Kota Pahlawan tembus Rp64 triliun. Capaian ini melebihi target Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, yaitu Rp63 triliun.

M. Taswin Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPM-PTSP) Surabaya, mengatakan pandemi Covid-19 tidak begitu mempengaruhi kinerja investasi di Kota Surabaya. Sebab, nilai investasi yang masuk ke Kota Pahlawan selama 2020, sudah melebihi target yang ditetapkan, Rp 63 triliun.

“Kalau prosentasenya, capaian investasi di tahun 2020 mencapai 100,70 persen,” kata Taswin di Balai Kota Surabaya, Rabu (20/1/2021).

Menurutnya, nilai investasi yang masuk ke Surabaya sudah melebihi pencapaian tahun 2019. Ia mencatat, target investasi tahun 2019 sebesar Rp53 triliun dan realisasinya mencapai Rp62 triliun. Kemudian target investasi 2020 dinaikkan menjadi Rp63 triliun dan realisasinya mencapai Rp64 triliun.

“Itu artinya, jika dibanding tahun lalu, Surabaya masih ada peningkatan investasi, meskipun kita berada di tengah pandemi,” tegasnya.

Menurut Taswin, nilai investasi sebesar Rp 64 triliun itu berasal dari dua jenis. Pertama dari Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar Rp1,5 triliun. Kedua dari Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang terdiri dari PMDN fasilitas sebesar Rp20,63 triliun dan PMDN non-fasilitas sebesar Rp41,92 triliun.

“Jika dibandingkan dengan tahun 2019 lalu, memang PMA kita ada penurunan karena tahun 2019 mencapai Rp 2,44 triliun, dan tahun 2020 hanya Rp 1,5 triliun. Tapi yang naik tahun 2020 adalah PMDN-nya, terutama yang PMDN fasilitas sebesar Rp 20,63 triliun, dan tahun 2019 hanya 16,77 triliun. Jadi, yang PMDN fasilitas ini naiknya sangat tinggi,” tegasnya.

Taswin menjelaskan, lima sektor yang mendominasi PMA tahun 2020. Pertama, transportasi, gudang dan telekomunikasi. Kedua, perdagangan dan reparasi. Ketiga, industri makanan. Keempat, konstruksi. Kelima, kesehatan.

Taswin bilang, investasi di Surabaya lebih banyak juga didorong oleh perkembangan UMKM yang terus meningkat hingga saat ini. Bahkan, ia juga memastikan bahwa UMKM ini tidak terlalu terpengaruh oleh kondisi pandemi Covid-19.

“UMKM ini malah survive di Surabaya,” tegasnya.

Salah satu buktinya adalah terus meningkatnya pengurusan izin usaha yang dilakukan oleh UMKM. Bahkan, jumlahnya lebih tinggi dibanding tahun 2019 lalu. “Makanya, kami terus berkomitmen untuk mempermudah perizinan usaha perdagangan itu,” kata dia.

Selain itu, Pemkot juga terus mempromosikan produk UMKM itu. Salah satunya dengan pameran virtual, promosi di berbagai media, termasuk brosur dan media promosi lainnya.

“Karena kondisinya tidak memungkinkan untuk melakukan pameran tatap muka, maka kami gelar dengan virtual. Kami terus promosikan produk UMKM itu,” katanya. (bid/tin/lim)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs