Helge Berger Kepala Misi China dan Asisten Direktur IMF di Departemen Asia dan Pasifik mengatakan mata uang digital memiliki potensi untuk membuat layanan keuangan jauh lebih inklusif. Selain itu pihaknya turut memperingatkan bahwa ada risiko lain yang perlu diperhatikan saat menggunakan mata uang digital.
“Ada banyak janji dalam mata uang elektronik ini,” kata Berger kepada Xinhua dikutip Antara Kamis (22/4/2021).
“Mereka menurunkan biaya transaksi dalam memegang uang tunai dan memindahkan uang tunai. Mereka bisa membuatnya lebih aman,” imbuhnya.
“Dan kami telah melihat beberapa keuntungan mata uang digital selama resesi tahun lalu, ketika otoritas fiskal di China menggunakan sarana elektronik untuk menargetkan dukungan fiskal kepada konsumen tertentu dengan cara yang membantu,” jelas Berger.
Namun pejabat IMF itu memperingatkan risiko yang terkait dengan mata uang digital. “Ketika Anda beralih dari mata uang cetak ke mata uang elektronik, Anda harus memiliki kerangka kerja operasional di sekitarnya yang melibatkan jaringan dan komputer serta protokol keamanan,” katanya.
“Kita harus belajar bagaimana melakukan ini dengan aman.”
Ada juga risiko internasional yang perlu diingat, kata pejabat IMF itu menambahkan.
“Jika mata uang-mata uang elektronik memudahkan penggunaan mata uang suatu negara di negara lain, maka terdapat komplikasi yang berkaitan dengan substitusi mata uang, yang dapat berdampak pada kemampuan bank sentral nasional untuk mengontrol suplai uang domestik, kredit domestik dan inflasi,” ujarnya.
Berger berpendapat sepertinya banyak bank sentral sedang bereksperimen atau setidaknya berpikir secara konseptual untuk meluncurkan versi digital mata uang mereka, mengingat bahwa China adalah salah satu negara ekonomi besar pertama yang telah mendorong maju dengan eksperimennya.
“Ini area yang mengasyikkan,” katanya. “Kami terus mengawasinya dan bersama dengan otoritas China, kami belajar dari pengalaman China.”(ant/bud/ipg)