Sebagai upaya kolaborasi antara pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat dalam menciptakan konsumen berdaya serta pelaku usaha yang bertanggung jawab, pemerintah memperingati Hari Konsumen Nasional (Harkonas) yang jatuh tiap tanggal 20 April.
Hari ini, Selasa (20/4/2021) peringatan Harkonas ke-9 dengan tema Konsumen Berdaya Menuju Indonesia Maju dengan subtema Konsumen Berdaya Pulihkan Ekonomi Bangsa digelar di Hotel Vasa Surabaya menghadirkan Muhammad Lutfi Menteri Perdagangan (Mendag), Rizal E. Halim Ketua Perlindungan Konsumen Nasional Republik Indonesia, Arzeti Bilbina Anggota DPR RI dan Arumi Bachsin Ketua Dekranasda Jatim.
Muhammad Lutfi mengatakan, di masa pandemi Covid-19 ini, Harkonas juga diharapkan mampu mendorong semangat masyarakat dan pelaku usaha untuk bangkit serta memulihkan kembali ekonomi bangsa.
“Sejak pandemi Covid-19 berlangsung, konsumsi rumah tangga Indonesia pada kuartal ke-2 tahun 2020 mengalami penurunan. Salah satu upaya menumbuhkan kembali ekonomi Indonesia adalah dengan meningkatkan konsumsi produk dalam negeri. Indonesia adalah bangsa yang besar, mari menjadi konsumen di negeri sendiri dan bersama-sama pulihkan ekonomi bangsa,” ujarnya.
Lutfi mengatakan konsumen Indonesia diharapkan tidak hanya mengetahui hak dan kewajiban, namun juga mampu menggunakan hak dan kewajibannya dalam menentukan pilihan terbaik serta membangun rasa nasionalisme yang tinggi.
“Harkonas menjadi momentum peningkatan pemahaman hak dan kewajiban konsumen, peningkatan kecerdasan dan kemandirian konsumen, serta nasionalisme tinggi dalam menggunakan produk dalam negeri. Khususnya di masa pandemi ini, transaksi perdagangan daring semakin meningkat dibanding perdagangan luring,” jelas Lutfi.
Hasil survei Indeks Keberdayaan Konsumen (IKK) tahun 2020 yang dilakukan Kementerian Perdagangan di 34 provinsi menunjukkan, keberdayaan konsumen nasional berada pada level 49,07 atau berada pada level mampu, yang artinya konsumen sudah mengenali haknya, menentukan pilihan terbaik, termasuk menggunakan produk dalam negeri, namun belum aktif memperjuangkan haknya.
“Di sinilah peran pemerintah untuk dapat meningkatkan level keberdayaan konsumen ke level kritis, bahkan ke level berdaya melalui langkah-langkah yang strategis,” kata Lutfi.
Bagi pemerintah, Harkonas memperkuat keinginan untuk mengembangkan upaya perlindungan konsumen. Sedangkan untuk masyarakat, Harkonas menjadi pendorong dalam membangun gerakan konsumen cerdas. Sementara bagi pelaku usaha, Harkonas menjadi motivator dalam memastikan barang dan jasa yang diberikan kepada konsumen adalah yang terbaik, serta mendorong pelaku usaha dalam negeri meningkatkan daya saing produknya.
“Penetapan Harkonas ditujukan agar semakin banyak pihak yang termotivasi membangun konsumen cerdas dan semakin banyak pelaku usaha yang beretika dalam menjalankan usahanya. Di samping itu, konsumen Indonesia diharapkan juga aktif dalam memperjuangkan kepentingannya sebagai konsumen yang berdaya sebagai langkah pemulihan ekonomi bangsa di masa pandemi saat ini,” jelas Lutfi.
Dari sudut konsumen, Arzeti Bilbina yang juga bertindak sebagai pembicara di forum tersebut, menyoroti agar konsumen lebih berdaya. Konsumen diharapkan semakin cerdas dan bijak ketika akan melalukan transaksi. Ini pula yang mendorong para pelaku usaha supaya lebih menjaga etika dalam menjalankan usahanya, serta bisa meningkatkan kualitas produk dan layanannya
Di forum ini Arumi Bachsin juga membagikan tips belanja online yang aman, yaitu dengan melihat kualitas barang dan harga yang ditawarkan. Caranya bisa dengan membandingkan toko online satu dengan yang lain. “Pandai-pandai dalam memilah dan memilih barang agar tidak mudah tertipu,” ingatnya.
Ia melanjutkan, konsumen diharapkan berpikir kritis terhadap produk barang dan jasa yang akan digunakan.
Puncak peringatan Harkonas tahun ini akan dilaksanakan pada 7 Juli 2021 secara virtual dan dihadiri secara fisik dengan jumlah terbatas.(man/dfn)