Jumat, 22 November 2024

Harga Cabai di Jatim Diprediksi Normal Pertengahan Maret 2021

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ibu Sahlan, penjual cabai rawit di Pasar Genteng Surabaya hanya mampu kulak cabai lebih sedikit dari biasanya, karena harga yang masih melambung. "Setelah kulak kita pilih berdasar kualitas, yang jelek kita buang, yang bagus kita jual." Rabu (24/2/2021) ini dia menjual cabai rawit dengan harga 30 ribu untuk seperempat kilogram. "Yang kualitas super bisa 140 ribu." ujarnya. Foto: Anton suarasurabaya.net

Suyono, Ketua Paguyuban Petani Cabai Indonesia, Jawa Timur, memprediksi pada pertengahan Maret sampai dengan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Idul Fitri 2021, harga cabai rawit akan berangsur normal kembali dan stabil.

Asumsi itu berdasarkan panen yang diperkirakan dilakukan pada Maret hingga akhir Mei 2021 di sentra produksi cabai di wilayah Kediri dan Mojokerto.

Kemudian bertahap panen di beberapa kabupaten lain, seperti Blitar, Tuban, Malang dan Probolinggo.

Ia mengatakan, untuk saat ini kenaikan harga cabai murni disebabkan kondisi cuaca/iklim yang ekstrim di beberapa sentra produksi serta adanya curah hujan yang tinggi, sehingga menyebabkan banyak lahan tanam di dataran rendah tergenang air dan berakibat pada kerusakan cabai serta terserang penyakit, seperti daun keriting, buah rontok, serangan lalat buah yang hampir merata di semua sentra produksi cabai di Jawa Timur.

“Kondisi itu juga mengakibatkan produksi cabai rawit di sentra produksi di Kabupaten Kediri turun. Berdasarkan luas tanam mengalami penurunan sekitar 10 sampai 15 persen dibanding bulan yang sama tahun sebelumnya,” kata Yono seperti dilaporkan Antara, Jumat (5/3/2021).

Sementara itu, Drajat Irawan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Provinsi Jawa Timur mengakui, sampai saat ini pemerintah terus berupaya menstabilkan harga cabai.

Salah satu upaya itu, katanya, dengan melakukan koordinasi dan sinergi dengan dinas terkait, pemerintah kabupaten/kota, serta asosiasi petani cabai yang ada di Jawa Timur.

“Produksi cabai sesuai dengan luas lahan perlu dimonitor, progresnya dipantau supaya antara luas lahan dengan kapasitas produksi serta distribusinya berjalan,” kata Drajat, dalam keterangan persnya.

Untuk daerah yang terkena genangan air, kata dia, Pemprov Jatim berusaha memperbaiki saluran irigasi lahan tanaman cabai agar hasil tanaman cabai dan kapasitas produksinya bisa berjalan sesuai dengan yang telah direncanakan.

“Pemprov Jatim juga telah memberikan surat kepada pemerintah kabupaten/kota untuk terus melakukan monitoring dan melakukan upaya agar pengamanan panen cabai bisa berjalan dengan lancar,” kata dia.

Drajat mengakui hal yang sama, bahwa kenaikan harga cabai saat ini murni karena alam, curah hujan yang tinggi dan turun lebih cepat dari perkiraan.

“Untuk panen cabai kami perkirakan dilakukan mulai akhir Maret hingga April 2021. Sehingga kami harapkan curah hujan bisa menurun, khususnya menjelang HBKN Ramadhan dan Idul Fitri 2021, agar ketersediaan cabai aman serta harganya stabil,” katanya.

Konsentrasi Pemprov Jatim, kata dia, saat ini adalah produksi berjalan sesuai rencana dan proses pendistribusian sampai pasar juga lancar. (ant/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs