Jumat, 22 November 2024

Gula Petani di Jatim Tak Terserap Maksimal

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Ilustrasi gula. Foto: Antara

Sunardi Edy Sukamto Pengurus dan Bendahara Umum Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) mengatakan, 35 persen atau 70 ribu ton gula petani di Jatim belum terserap.

Dia menengarai, gula milik petani itu masih menumpuk di dalam gudang yang ada di tiga pabrik gula, antara lain Pabrik Gula (PG) Kebon Agung, PG Krebet, dan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) X.

Edy berharap pemerintah mengambil peran terkait masalah ini. Setidaknya membantu menyelamatkan nasib petani dengan membantu penyerapan gula dengan harga layak.

“Saat ini harga lelang gula di level Rp10.600 per kilogram. Padahal, dengan menahan jual, kerugian petani bisa dihitung dari beban bunga pinjam bank Rp100 per kilogram per bulan,” ujarnya, Kamis (4/2/2021).

Sementara, ini sudah masuk bulan keenam sejak Agustus 2020 lalu, stok gula petani tidak terserap. Dengan demikian, petani setidaknya sudah kehilangan potensi pendapatan Rp600 per kilogram.

Menanggapi masalah itu, Aliyadi Mustofa Ketua Komisi B DPRD Jatim mengatakan, sedikit banyak pandemi Covid-19 ini juga turut berdampak. Turunnya daya beli ditengarai menjadi salah satu penyebabnya.

“Konsumsi masyarakat jadi berkurang. Apalagi saat ada pembatasan sosial, tidak ada hajatan, jam berjualan dibatasi. Ini pengaruhnya besar terhadap penyerapan gula,” kata Aliyadi.

Politikus PKB itu mengaku sudah melakukan pertemuan dengan Disperindag Jatim terkait gula. Dia optimistis gula petani akan terserap karena sudah tidak ada impor gula di Jatim.

“Apalagi sebentar lagi menjelang bulan puasa dan musim giling tebu masih lama,” katanya.

Karyadi Kepala Dinas Perkebunan Jawa Timur memandang, penyerapan gula petani yang belum maksimal bisa jadi karena dua faktor. Karena memang tidak terserap pasar atau sengaja belum dijual.

“Yang menjadi pertanyaan, tidak terserap apa memang belum dijual,” kata Karyadi.

Masalah gula ini, menurutnya, bisa jadi karena ketidaksepahaman harga. Sehingga ada pihak yang memutuskan tidak melepasnya. Namun, dia pastikan produksi gula di Jatim per tahun relatif stabil.

Produksi gula saat ini, dia bilang, ada di kisaran satu juta ton per tahun. Sedangkan stok gula di Jatim sekarang masih sekitar 500 ribu ton. Itu belum ditambah musim giling bulan Juni mendatang.

Artinya untuk memenuhi kebutuhan selama lima bulan ke depan, dia pastikan stok masih sangat mencukupi. “Jatim ini paling tinggi kontribusi (gula) untuk nasional, sekitar 46 persen,” katanya.

Drajat Irawan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jatim menambahkan, sejauh ini harga gula di pasaran stabil. Harga gula saat ini masih dibawah harga eceran tertinggi (HET), di kisaran Rp12.500.(den/tin/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
35o
Kurs