Pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang tergabung dengan platform digital sejak Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (BBI) digaungkan bulan Mei tahun lalu sampai September 2021 mencapai 8,4 juta UMKM.
Bima Laga Ketua Umum Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA) mengatakan, jumlah tersebut melebihi dari apa yang ditargetkannya.
“Tahun 2020 kami menargetkan ada dua juta pelaku UKM. Ternyata yang reach 3,3 juta di akhir tahun 2020. Tahun ini mudah-mudahan bisa bertambah 600ribuan sehingga bisa mencapai 9 juta UKM yang tergabung dengan platform digital,” kata Bima saat mengudara di Radio Suara Surabaya, Sabtu (23/10/2021).
Melalui Gernas BBI yang diinisiasi idEA dan marketplace, Bima mengatakan, saat ini setiap marketplace menyediakan halaman khusus untuk produk Usaha Kecil Menengah (UKM). Ini juga didukung dengan Permendag nomor 50 tahun 2020 yang mewajibkan marketplace menyediakan muatan produk dalam negeri.
“Secara aturan ada, secara sistematis juga sudah ada. Dan ini selalu kita pantau, data BBI selalu kita report ke pemerintah tiap bulannya,” jelasnya.
Bima juga mengatakan, share market produk lokal di marketplace juga cukup tinggi. Berkaca pada momen Harbolnas tanggal 12.12 yang diselenggarakan idEA tahun lalu, capaian penjualan produk lokal ada di angka Rp5,6 triliun dari total penjualan sebesar Rp11,6 triliun.
Kebanyakan UMKM tersebut bergerak di industri fashion dan food and beverage (F&B).
Dalam kesempatan tersebut Bima berharap agar UMKM dapat memanfaatkan momentum ini dengan sebaik-baiknya.
“Para marketplace sudah menyediakan halaman Bangga Buatan Indonesia, dan ada instagramnya @banggabuatanindo silakan di-follow untuk mengikuti pelatihan dan mengetahui akses permodalan. Dan jangan berhenti belajar walaupun sudah ada orderan, tetap harus ditingkatkan untuk belajar bersama-sama,” pungkasnya.(dfn/ipg)