Faisal Basri Ekonom senior meminta pelaku bisnis mewaspadai inflasi saat kondisi ekonomi berangsur pulih pascapandemi Covid-19.
Dalam Suara Surabaya Economic Forum (SSEF), Jumat (26/2/2021) dengan tema “Be Smart Winner On Global Uncertainty”, ia mengatakan, saat ini bank masih terus menurunkan suku bunganya. Sehingga nanti jika ekonomi di Indonesia semakin membaik, inflasi kemungkinan besar akan terjadi beriringan dengan naiknya suku bunga bank.
“Yang harus teman-teman waspadai adalah inflasi yang meningkat. Antisipasi dengan punya cukup amunisi jika inflasi naik. Sekarang inflasi rendah sekali. Sehingga waktu bank-bank lain naikkan suku bunga 3%, cukuplah sponsor kita Bank Jatim cuma naikkan 1% biar makin makin dekat dengan rakyat,” kata Faisal.
Meskipun saat ini suka bunga turun, lanjutnya, nyatanya masih banyak orang yang lebih memilih menabung uangnya di bank daripada meminjam uang. Sebabnya, karena masyarakat merasa masih harus berjaga-jaga jikalau pandemi masih berlangsung lama.
Untuk itu, ia menenkankan pemulihan ekonomi sangat bergantung dengan pemulihan kesehatan. Karena selama penanganan pandemi masih belum menunjukkan hasil yang baik, maka ekonomi juga akan sulit merangkak naik.
“Kenapa kok orang masih suka naruh uang di bank padahal bunganya turun? Ya, sumber masalahnya ketidakpastian Covid-19 itu,” ujarnya.
Kabar baiknya, menurut ekonom dan politikus tersebut, secara keseluruhan ekonomi Indonesia saat ini dalam keadaan baik. Ini dikarenakan yang sedang dihadapi Indonesia dan banyak negara di dunia adalah krisis kesehatan, bukan krisis keuangan.
Sehingga, ekonomi akan bergerak pulih dengan cepat, jika pertumbuhan kasus Covid-19 dapat segera ditekan.
“Maka saat (kurs) Rupiah anjlok ke 16.741 (2 April 2020), cepat pulihnya. Hari ini (kurs rupiah) sudah ke 14.222. Karena cadangan devisa kita cukup bahkan tertinggi sepanjang sejarah pada bulan Januari kemarin,” tambahnya.
Begitu juga kondisi pasar saham Indonesia. Meski Indonesia masih dikepung pandemi, konsidi pasar saham di Indonesia terbaik nomor dua se-Asean setelah vietnam. Ini menunjukkan bahwa ada optimistik yang baik untuk perekonomian Indonesia ke depan.
Selain itu, tantangan yang harus diwaspadai pelaku bisnis Indonesia adalah kecendurungan investor asing menjual saham ke Indonesia. Karena sejak 2013 hingga 2020 kemarin, kebanyakan investor asing lebih banyak menjual daripada membeli saham.
“Nah kalau kita bisa jaga nih Covid ini terkendali, asingnya akan confindent ke Indonesia dan saat ini sudah Rp14,6 triliun uang asing nettonya masuk ke Indonesia,” tambahnya.(tin/ipg)