Sabtu, 23 November 2024

Empat Tips Nyicil Rumah ala KelaSS Pintar Suara Surabaya

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
ilustrasi membeli atau membangun rumah.

Harga properti yang melambung tinggi seringkali membuat mental kita ciut untuk beli properti. Mau membeli belum ada uang, mau menabung, tapi kok rasanya sulit bisa terkumpul dalam waktu dekat.

Maraknya fasilitas dari bank untuk membantu memperoleh rumah dengan cara dicicil dalam waktu yang fleksibel bisa menjadi pilihan. Tapi awas, semua ada perhitungannya. Jika tidak cermat maka bisa berurusan dengan lilitan hutang yang justru menyengsarakan.

Program KelaSS Pintar yang ditayangkan di Instagram @suarasurabayamedia membahasnya, bersama Dr. Dwi Wulandari Financial Planner dengan topik, “Nyicil Rumah, Aman Nggak?” edisi Rabu (13/10/2021) dan berikut beberapa tipsnya.

1.Kapan Waktu yang Tepat membeli Rumah

“Setiap orang tentunya berbeda, jika masih single dan masih belum memiliki rencana ingin tinggal di mana, lebih baik dana diinvestasikan dulu.” kata Wulan.

Namun, jika sudah berkeluarga, maka mereka sudah harus segera mempersiapkan untuk menyiapkan dua plan membeli rumah secara langsung atau salah satunya dengan cara mencicil. Wulan lebih menganjurkan sebelum mencicil, mereka memiliki pertimbangan yang matang, seperti berapa jumlah cicilan tiap bulannya, berapa suku bunganya, track record developer, instrumen investasi untuk mengatasi inflasi, hingga kenaikan harga rumah setiap tahunnya.

2.Memilih Instrumen Investasi yang Tepat

Jika ingin membeli rumah, berarti harus berinvestasi secara jangka panjang, minimal lima tahun. Saham dan Reksadana, menurut Wulan, bisa menjadi pilihan yang tepat untuk berinvestasi selain membeli properti.

“Minimal selama lima tahun ke depan ketika kita sudah investasi, hasilnya minimal untuk dijadikan DP rumah dan usahakan ya harus 30 persen DP-nya agar tidak terlalu berat,” imbuhnya.

Investasi bisa dilakukan dengan berbagai macam cara dan instrumen yang dipilih. Pilihan model investasi sangat menentukan target yang akan kita kejar.

Yang perlu diingat, kata Wulan, jangan sesekali meminjam uang untuk investasi. Menurutnya, investasi wajib dari ‘uang dingin’ atau uang dari pemasukan kita, bukan uang dari hutang. Hal ini perlu dilakukan untuk mengantisipasi naik turunnya keuntungan investasi, bahkan jika ada kerugian dari nilai investasi.

3.Jangan Malas Menghitung untuk Menyicil atau Membangun Rumah

Menjawab pertanyaan netter yang bergabung di KelaSS Pintar,  soal manakah yang lebih menguntungkan: membeli rumah yang sudah jadi, atau membangun rumah? Wulan mengatakan, semua tergantung pada perhitungan masing-masing. Seperti harga tanah, bahan material, upah pekerja hingga arsitek bangunan.

“Semua komponen harus dihitung, kalau bangun rumah perhatikan siapa yang akan memantau atau mandorin pembangunannya, kalau anda tidak mampu memonitor,  pasti akan meminta orang dan itu ada anggarannya. Intinya jangan malas menghitung. Itung, itung,” tegasnya.

Begitu juga dengan target waktu pembangunan rumah. Jika pembangunan molor, maka hal itu juga bisa berimbas pada membengkaknya biaya pembangunan.

Wulan menambahkan ide untuk menyicil property akan dirasa tepat jika harga cicilan sesuai dengan kemampuan finansial. Termasuk jarak dan mobilitas sehari-hari.  “Bisa saja untuk sekarang, kantor jauh sama rumah nggak papa ada mobil. Tapi bagaimana kalau 5-10 tahun lagi, jalanan macet, itu juga kerugian karena Anda akan menghabiskan waktu di jalan,” tambahnya.

Wulan juga mengingatkan buat para milenial yang akan melakukan pembelian dengan cara mencicil agar memperhatikan prosentase cicilan dan pendapatan,

“Mau nyicil apapun, total cicilan bulan tidak boleh lebih dari 30 persen pendapatan. Kalau sudah 30 persen tahan dulu. Tunggu sampai pendapatan naik atau cicilannya berkurang. Masak hidup kita penuh cicilan?”, terangnya. (wld/tin/rst)

 

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs