Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim menetapkan tagline pemulihan akibat pandemi Covid-19 yaitu mewujudkan Jatim Bangkit. Dalam realisasinya, Pemprov Jatim menggandeng Polda Jatim dan Kodam V Brawijaya untuk bergotong rotong mengendalikan kasus Covid-19 dan mempercepat pemulihan ekonomi ke dalam empat sektor yaitu pemulihan ekonomi, pembangunan manusia, penyediaan lapangan pekerjaan dan pengentasan kemiskinan di tengah pandemi Covid-19.
“Sektor yang diprioritaskan untuk Jatim Bangkit adalah terkait dengan pemulihan ekonomi, pembangunan manusia, penyediaan lapangan pekerjaan dan pengentasan kemiskinan di tengah pandemi Covid-19,” ujar Khofifah saat memberikan kuliah umum di Gedung Balairung Jenderal Rudini Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Jawa Barat, Senin (19/4/2021).
Khofifah menyebut, saat ini pembangunan suatu daerah harus dilakukan secara asimetris karena beda kultur atau sub kulturnya, beda lingkungan strategisnya, serta beda lokal wisdomnya. Sehingga tidak bisa menggunakan pendekatan simetris.
Ia menambahkan, Pemprov Jatim terus berupaya mendorong kebangkitan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang harus banyak dilibatkan peran sertanya secara lebih dominan. Kondisi tersebut telah terbukti menjadikan UMKM Jatim sebagai backbone perekonomian di Jatim. Terlebih, kontribusi UMKM di Jatim yang mencapai 56,94 persen dari PDRB Jatim.
Gubernur mengatakan, Pemprov Jatim juga menyiapkan anggaran sekitar Rp454,26 milliar yang digunakan sebagai penguatan kelembagaan, fasilitasi pemasaran, penguatan akses pembiayaan, penguatan produksi restrukturisasi usaha serta penguatan sumber daya manusia (SDM) KUKM.
Tak hanya itu, program Social Safety Net yang nilainya mencapai Rp995.04 miliar juga akan diberikan kepada pelaku ekonomi paling terdampak langsung, dan tambahan pelatihan hingga pemberdayaan kepada masyarakat.
Pemprov Jatim juga terus mendorong dan menyampaikan informasi kepada masyarakat khususnya stimulus yang berasal dari pemerintah pusat dan provinsi. Bantuan tersebut seperti permodalan BUMDes, bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro hingga Fasilitasi Standarisasi Produk UMKM dan sebagainya.
Saat ini, terdapat isu strategis dan arah kebijakan yang dilakukan di antaranya belum tercukupinya tenaga kerja yang terampil dan berkualitas untuk kebutuhan industri. Upaya strategis untuk menurunkan tingkat kemiskinan pedesaan, Angka Kematian Ibu (AKI), Angka Kematian Bayi (AKB), serta stunting juga penyakit menular dan tidak menular lainnya hingga meningkatkan nilai tambah pertanian.
Terkait strategi penanganan pemulihan ekonomi di tengah Covid-19 di Jatim, Khofifah menjelaskan, bahwa terdapat berbagai program yang telah dikerjakan dan dilakukan secara sinergi dengan banyak pihak. Mulai dengan Bank Indonesia, OJK , Badan Pertanahan Nasional (BPN) serta berbagai instansi vertikal lainnya .
“Khusus penanganan pengendalian Covid-19, berbagai pendekatan telah kami lakukan, mulai kampung tangguh, gerakan bermasker secara terus menerus, operasi yustisi, penerapan PSBB, PPKM , PPKM Mikro sampai dengan saat ini vaksinasi,” terang mantan Mensos.
Keberadaan kampung tangguh ini telah banyak diikuti oleh provinsi lain, meski dengan penggunaan terminologi yang bermacam-macam. Namun secara prinsip, sebut Khofifah, kampung tangguh di Jatim sudah dijadikan role model secara nasional.
Khofifah bersyukur, kasus Covid-19 di Jatim hingga hari ini terus melandai dan terkendali. Akan tetapi terdapat pekerjaan rumah yakni memasifkan vaksinasi. Khususnya saat ini prioritas kepada para lansia dan guru.
“Allhamdulillah capaian vaksinasi berdasarkan dashboard Kemenkes bahwa Jatim selalu mencapai tertinggi yakni terhitung catatan dinkes Jatim tercatat 1,8 juta orang sudah divaksinasi. Kami akan terus meningkatkan vaksinasi kepada para lansia dan guru yang direncakan pembelajaran tatap muka akan dimulai bertahap pada bulan Juli mendatang. Kami juga bersyukur zona merah sejak bulan Januari tidak ada di Jatim dan terus menuju zona oranye, kuning semoga segera hijau,” terangnya.(dfn/ipg)