Prof Candra Fajri Ananda, Staf Khusus Kementerian Keuangan RI menilai dari sejumlah data variabel ekonomi terutama di triwulan ketiga tahun 2021, pemulihan ekonomi sudah menunjukkan peningkatan.
“Dari sektor investasi misalkan. Jatim termasuk salah satu provinsi dengan destinasi investasi yang lumayan besar. Terlihat dari angka PMI kita sudah 54 persen. Kondisi ini menujukkan pemulihan ekonomi kita terus bergerak,” kata Prof Candra dalam program Wawasan di Radio Suara Surabaya, Selasa (14/12/2021).
Namun, kata guru besar FEB Universitas Brawijaya ini, berdasarkan hasil G20 yang digelar di Bali, ada scarring effect di masyarakat yang membuat pertumbuhan ekonomi menjadi tidak maksimal. Scarring effect adalah kondisi di mana masyarakat takut untuk membelanjakan dan menginvestasikan uangnya.
“Ini (scarring effect) terasa sekali seperti di Jatim yang pertumbuhan ekonominya didorong oleh konsumsi rumah tangga. Sehingga ketika konsumsi rumah tangga di bawah 5 persen menyebabkan pertumbuhan ekonominya tidak maksimal,” imbuhnya.
Baca juga: Realisasi Dana Pemulihan Ekonomi Nasional Baru 68 Persen dari Total Anggaran
Scarring effect ini dialami pula oleh sektor perbankan. Kata Prof Candra, dana pihak ketika di perbankan jumlahnya terus naik. Kenaikan ini seharusnya dibarengi dengan tingkat konsumsi dan investasi yang tinggi.
“Ini ternyata orang gak berani mengeluarkan (dananya) dari bank, untuk menghadapi ketidakpastian tahun depan ketika ada gelombang Covid-19 lagi. Sedangkan perbankan, kalau terlalu besar dananya harus mengeluarkan biaya bunga. Jadi bank kesulitan menyalurkan dananya,” jelasnya.
Pihaknya juga menyampaikan, sektor perdagangan dan ekspor Indonesia juga membaik. Ekspor bisa membaik karena harga dunia seperti minyak sawit, gas dan batu bara juga sedang naik.
Lalu industri berbasis makanan, kesehatan dan teknologi informasi juga sedang bagus-bagusnya.
“Artinya kalau mau mulai usaha, kita berangkat dari tiga sektor tadi. Kita tinggal mencari gimana posisinya di wilayah kita, karena perdagangan tanpa teknologi informasi gak bisa berkembang,” pungkasnya.(dfn/rst)
Baca juga: Jokowi: Investasi Jangkar Pemulihan Ekonomi Indonesia