Faisal Basri ekonom senior Indonesia menyoroti kebijakan restrukturisasi kredit yang dikeluarkan pemerintah untuk menyelamatkan Usaha mikro kecil menengah (UMKM) yang terdampak pandemi Covid-19.
Menurutnya, UMKM terdiri dari banyak jenis usaha dengan masalah yang berbeda-beda. Selama pandemi, tidak semua dari mereka mengalami masalah keuangan sehingga membutuhkan restrukturisasi kredit. Karena banyak dari pelaku UMKM yang malah kesulitan dalam menjual barangnya, karena tertutup akses terhadap pasar akibat akibat pandemi.
“Kita harus kritik pemerintah karena masalah UMKM ini seolah-olah hanya (membutuhkan) restrukturisasi kredit. Padahal UMKM jenisnya beda masalahnya juga beda,” kata Faisal Basri dalam webinar Suara Surabaya Economic Forum dengan tema “Be Smart Winner on Global Uncertainty”, Jumat (26/2/2021) malam kemarin.
Sebelumnya, Otoritas Jasa Keuangan ( OJK) mencatat restrukturisasi kredit perbankan telah mencapai Rp987,5 triliun per 8 Februari 2021. Bambang Widjanarko Deputi Komisioner Pengawas Perbankan II OJK mengatakan, jumlah debitur yang melakukan restrukturisasi mayoritas adalah debitur UMKM.
Pada sektor UMKM, sebanyak 6,2 juta debitur yang melakukan restrukturisasi dengan nilai sebesar Rp388,3 triliun. Sementara, untuk non-UMKM sebanyak 1,8 juta debitur dengan nilai mencapai Rp599,15 triliun.
Untuk itu, Faisal Basri menyarankan pentingnya mendorong pelaku UMKM untuk mendapat akses pasar untuk dapat menjual lebih banyak barang yang dikelola.
“Jadi UMKM tidak semua perlu restrukturisasi kredit karena tidak semua mengalami masalah keuangan. Tapi dia tidak bisa jual barang karena covid. Jadi yang perlu kita dorong adalah membuka akses pasar kepada mereka,” tambahnya.
Selain itu, ia menilai UMKM mikro perlu segera didorong untuk upgrade ke level Kecil maupun Medium. Karena di Indonesia, struktur UMKM di Indonesia seperti piramida yang gemuk di level bawah (mikro) dengan jumlah lebih dari 63 juta.
Menurut Faisal, struktur UMKM piramida ini tidak sehat bagi perkembangan ekonomi Indonesia. Jumlah UMKM mikro harus dikurangi dan didorong naik ke level Small dan Medium, agar lapisan usaha di level tengah menjadi lebih kuat.
Untuk itu, ia menilai dengan penguatan UMKM di level tengah, penguatan ekonomi Indonesia menjadi lebih kuat. Seperti struktur diamond yang ia sampaikan.
“Sebagai bangsa kita harus mampu mentransformasikan UMKM yang kebanyakan mikronya, Struktur piramida ini harus ditransformasikan jadi struktur diamond,” tutupnya.(tin/lim)