Dalam mengelola dana kredit usaha, disiplin saat mengatur keuangan baik yang masuk maupun yang keluar jadi kunci penting.
Menurut Pwee Leng, Dosen Manajemen Keuangan Universitas Kristen Petra Surabaya, mengajukan pinjaman atau kredit untuk mendanai usaha adalah hal produktif yang baik.
Namun, tidak semua orang bisa disiplin dalam memanfaatkannya. Ada kalanya, dana pinjaman tersebut justru digunakan untuk hal konsumtif atau di luar rincian penggunaanya.
“Tidak semua orang bisa disiplin. Bahwa ini untuk usaha dan tahu apa yang mesti dijalankan. Mana yang harus dibeli dulu, bagaimana pembelian dan bagaimana untuk mengangsur pembayarannya nanti,” kata Pwee Leng kepada Radio Suara Surabaya, Jumat (13/8/2021).
Sejak awal mengajukan pinjaman, katanya, peminjam harus sudah punya tujuan awal pinjaman tersebut untuk apa, apakah modal kerja, cadangan modal kerja atau pembelanjaan aset.
Kalau digunakan untuk modal kerja, berarti kredit tersebut termasuk perencanaan jangka pendek. Seperti membeli stok bahan yang akan digunakan dalam waktu dekat.
“Ketika ini nanti jadi barang kemudian dijual, apakah dana yang diperoleh sesuai dengan alur waktunya untuk kita membayar lagi karena belum tentu penjualan dilakukan juga tunai,” imbuhnya.
Setelah itu baru dihitung perputaran modal kerja tersebut. Misalnya bila ditentukan jangka dua minggu, berarti dana pinjaman yang digunakan baru akan kembali dua minggu lagi.
“Kalau umpama pinjam 100 juta ditunjang untuk perputaran modal kerja. Kalau tiap dua minggu berarti hari ini yang 100 juta kita gunakan, baru akan diterima dua minggu lagi. Ini yang harus diperhatikan oleh wirausahawan, karena sampai hari ke-14 sudah tidak punya dana untuk digunakan lagi,” tegasnya.
Selain itu dengan melakukan perencanaan penggunaan dana pinjaman, bisa menghindarkan kemungkinan dana tidak nyasar ke pos lainnya. Juga terhindar dari kerugian atau selisih yang terlalu besar.
Selain disiplin, kemampuan literasi terutama dalam hal pengelolaan utang sangat dibutuhkan oleh wirausahawan.
Maksudnya di sini adalah meminjam tidak melebihi kemampuan untuk mengembalikan.
Jangan meminjam dana secara berlebihan dan tidak sesuai kebutuhan.
“Agar dana bisa bergulir dengan cepat dan dilunasi lebih cepat dan tidak terbebani beban bunga yang lebih panjang,” jelasnya.(dfn/ipg)