Besarnya biaya penanganan pandemi Covid-19 membuat pemerintah harus memfokuskan ulang anggaran belanja daerah untuk tahun 2021.
Heru Tjahjono Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Timur mengatakan, pihaknya sudah menerima surat Menteri Keuangan untuk refocusing dalam rangka antisipasi perkembangan Covid-19.
“Tahun 2020 kita sudah refocusing hampir 30 persen anggaran untuk Covid-19. Tahun 2021 juga ada refocusing. Karena kalau kita tidak melakukan intervensi total, dikhawatirkan tidak selesai, anggarannya terus digunakan untuk Covid,” kata Haru kepada Radio Suara Surabaya pada Sabtu (20/2/2021).
Heru menjelaskan, biaya penanganan pandemi, termasuk perawatan pasien Covid-19 yang harus ditanggung pemerintah cukup besar.
“Satu hari APD untuk satu pasien minimal empat kali, makan, dokter, hitungannya satu hari Rp3 juta dikali 14 hari. Itu kalau tidak gawat. Kalau gawat bisa Rp150 juta. Itu yang mengganti pemerintah,” kata dia.
Dengan adanya refocusing ini, otomatis target pembangunan infrastruktur yang bisa meningkatkan ekonomi dan daya beli juga ikut mundur. Contohnya, kalau harus membangun jalan tahun 2020 harus selesai, dengan adanya refocusing menjadi proyek multiyears. Bangunan belum jadi yang pembangunannya dihentikan sementara, tak bisa langsung dilanjutkan. harus dicek ulang.
“Sayang kalau uangnya dipakai mengganti itu terus, bisa untuk pendidikan, bantuan keuangan UMKM, infrastruktur. Itu terjadi di seluruh kabupaten, kota, provinsi,” ujarnya.
Pemerintah, kata Heru, membutuhkan peran serta seluruh masyarakat agar Indonesia segera keluar dari pandemi Covid-19.
“Kami butuh bantuan masyarakat untuk saling mengingatkan tetap protokol kesehatan. Vaksin yang terbaik adalah melakukan protokol kesehatan,” kata Heru.(iss/ipg)