Sabtu, 23 November 2024

Wall Street Anjlok Lagi, Kekhawatiran Virus Corona Cengkram Investor

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Tanda jalan untuk Wall Street terlihat di luar New York Stock Exchange (NYSE) di Manhattan, New York City, AS (20/12/2016). Foto : Antara/Reuters

Wall Street anjlok lagi dalam perdagangan pada penutupan Jumat (Sabtu pagi WIB), karena kekhawatiran perlambatan ekonomi yang didorong oleh wabah virus corona terus mencengkeram investor.

Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 913,21 poin atau 4,55 persen, menjadi berakhir di 19.173,98 poin. Indeks S&P 500 jatuh 104,47 poin atau 4,34 persen, menjadi ditutup di 2.304,92 poin. Indeks Komposit Nasdaq berakhir turun 271,06 poin atau 3,79 persen, menjadi 6.879,52.

Indeks-indeks utama menyerahkan kenaikan awal di tengah aksi jual tajam selama jam terakhir sesi. Indeks 30-saham telah reli lebih dari 400 poin pada awal perdagangan.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 ditutup lebih rendah, dengan utilitas jatuh 8,18 persen, menjadi kelompok berkinerja terburuk. Sektor energi naik 0,96 persen, satu-satunya pemenang.

Saham-saham AS telah mengalami gejolak tinggi pada Jumat (20/3/2020) ketika investor semakin khawatir atas kemungkinan resesi ekonomi yang didorong oleh pandemi virus corona.

“Perubahan terbesar dalam apa yang kita ketahui tentang tantangan ekonomi yang ditimbulkan oleh COVID-19 adalah kerusakan tidak akan berlalu dalam satu atau dua bulan,” analis di FHN Financial mengatakan dalam sebuah catatan pada Jumat (20/3/2020) yang dilansir Antara.

“Semakin, tampaknya akan ada penurunan tajam dalam aktivitas global, diikuti oleh periode kelemahan signifikan yang berlangsung setidaknya dua kuartal, diikuti oleh pemulihan parsial,” kata mereka.

Pemerintah-pemerintah dan bank sentral telah meningkatkan upaya untuk meredam kerusakan.

“Ketidakpastian masih mengenai apakah langkah-langkah yang diumumkan saat ini akan membuktikan cukup atau apakah stimulus tambahan akan diperlukan,” kata Kepala Investasi UBS Global Wealth Management Mark Haefele, menambahkan tanda-tanda lebih lanjut dari penahanan virus adalah kunci untuk reli yang lebih berkelanjutan dalam aset-aset berisiko. (ant/bid)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs