Dr. Rumayya Batubara, peneliti Pusat Kajian Sosio-Ekonomi Indonesia FEB Unair mengatakan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) membutuhkan bantuan nyata dari pemerintah agar bisa bertahan melewati masa pandemi.
“Jika biasanya UMKM adalah penyelamat saat krisis ekonomi, tapi saat pandemi Covid-19 UMKM juga terdampak,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (29/7/2020).
Dukungan moril dari pemerintah memang sangat diperlukan untuk kondisi seperti saat ini. Namun tindakan nyata pemerintah juga diperlukan. Pemerintah perlu membantu UMKM shifting ke sektor yang mendapat keuntungan di tengah pandemi. Misalnya bidang logistik dan kesehatan. Pembuatan APD, masker, dan face shield dengan standar tinggi berupa sertifikasi dan penerapan protokol kesehatan dalam proses produksinya.
“Percuma kalau UMKM mengeluarkan biaya untuk protokol kesehatan untuk produksi, tapi tidak dipercaya konsumen. Ini butuh bantuan pemerintah,” kata Rumayya.
Rumayya menjelaskan, ada dua jenis pelaku UMKM. Pertama, orang yang ingin membuka usaha. Kedua, yang terpaksa, misal karena pendidikan kurang. Kelompok kedua ini yang rentan, perlu dibantu.
Selain itu, pemerintah juga dapat membantu mengakselerasi UMKM ke digital. Sebab, Marketplace dapat membantu serapan produk UMKM di dalam negeri.
Kemudian, UMKM harus mempunyai akses dan bimbingan untuk masuk ke dunia digital. Sebab, belum semua UMKM melek digital. “Harga kuota murah, subsidi handphone. Kedua mentoring dari mahasiswa KKN. Satu mahasiswa membimbing pemasaran digital UMKM.
Terakhir, kata Rumayya, kalau mau bertahan di tengah krisis karena pandemi, para pelaku UMKM harus berkolaborasi. “Kalau ngotot bersaing, tidak akan ada yang menang,” kata dia.(iss/ipg)