Pelepasan Ekspor dari Indonesia ke pasar global yang dipimpin langsung oleh Joko Widodo Presiden secara virtual dari Jakarta dipusatkan di Lamongan, Jawa Timur, Jumat (4/12/2020).
Kegiatan ini diikuti serentak oleh 16 provinsi di 14 titik keberangkatan seluruh Indonesia secara hybrid (virtual mauun non virtual) berpusat di PT Bumi Menara Internusa, Lamongan.
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim hadir di lamongan mengikuti acara secara luring (luar jaringan) bersama Agus Suparmanto Menteri Perdagangan, serta Bupati Lamongan.
Ada 13 kabupaten/kota yang mengikuti kegiatan ini secara virtual. Antara lain Takengon, Medan, Pekanbaru, Bandar Lampung, Jabodetabek, Bandung, Semarang-Yogyakarta, dan Surabaya.
Selain itu ada Denpasar, Mataram, Samarinda, Makasar, Papua Barat, dan Manokwari.
Khofifah menyambut baik pelepasan ekspor ini sebagai upaya peningkatan kinerja ekspor di masa pandemi. Apalagi, dari 16 provinsi peserta lepas ekspor, Jatim menjadi provinsi kedua dengan jumlah eksportir terbanyak.
“Saya mengapresiasi 133 eksportir yang pada hari ini melakukan pelepasan ekspor ke 24 negara. Dari Jawa Timur ada 29 eksportir yang turut. Dua di antaranya IKM yang melakukan ekspor perdana,” kata Khofifah.
Komoditi asal Jawa Timur yang diekspor kali ini antara lain Perhiasan Emas/perak, produk perikanan dan olahan perikanan, industri kimia, handicraft, coklat dan olahannya, produk aluminium, kerupuk, sukun beku, sorbitol, produk kayu, tisu, pupuk, dan produk kimia.
Adapun dua pelaku Industri Kecil Menengah (IKM) Jatim yang turut mengekspor untuk pertama kalinya, salah satunya adalah IKM asal Mojokerto yang mengekspor cerutu ke pasar global.
Selain itu, ada yang unik dari Lumajang, salah satu IKM mengekspor tempat tidur sapi dari Lumajang. Dua produk unggulan Jatim itu antara lain diekspor ke Jepang, Australia, Amerika, Uni Eropa, Korea, China, Malaysia, dan Dubai.
Total nilai ekspor dalam Lepas Ekspor di Lamongan yang dipimpin Jokowi Presiden secara virtual dari Jakarta kali ini mencapai 1,64 miliar Dolar AS atau setara Rp23,75 triliun.
Khofifah berharap, kegiatan pelepasan ekspor ini memacu bergeraknya perekonomian setelah terjadinya penurunan akibat pandemi dan mendorong pelaku usaha dalam negeri terus mengekspor ke pasar global.
Khofifah bilang, Jatim yang menjadi daerah kedua terbesar penyumbang ekspor nasional menjadi bukti bahwa provinsi ini punya peran signifikan bagi penerimaan devisa negara dari kinerja perdagangan luar negeri.
Pada periode Januari-Oktober 2020 nilai ekspor Jawa Timur mencapai 16,91 miliar dolar AS atau berkontribusi sebesar 12,86 persen terhadap ekspor nasional.
Sampai Oktober 2020 kemarin, nilai ekspor non migas Jawa Timur mencapai 1,53 miliar dolar AS atau naik sebesar 0,72 persen dibandingkan September 2020.
Komoditi unggulan ekspor non migas Jatim meliputi tembaga, kayu dan barang dari kayu, serta lemak dan minyak hewan nabati. Total neraca perdagangan luar negeri Jatim selama Oktober surplus mencapai 147,43 juta dolar AS.
“Pemprov Jatim mendukung penuh industri Jawa Timur, baik kecil, menengah, maupun besar agar bisa ekspor. Kami siap memfasilitasi permodalan, pelatihan, juga standarisasi,” ujarnya.(den/iss)