Jumat, 22 November 2024

Sudah 33 Daerah, Lumbung Pangan Jatim Layani Banyuwangi dan Seluruh Madura

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Sejumlah petugas bersiap mengirimkan pesanan bahan kebutuhan pokok dari Lumbung Pangan Jatim ke rumah pemesan. Layanan pengiriman gratis ongkos kirim progam ini sudah mencakup 33 kabupaten/kota di Jatim. Foto: Istimewa

Layanan pengiriman bahan kebutuhan pokok di Lumbung Pangan Jatim makin luas. Dari sebelumnya hanya 28 daerah, mulai Kamis (30/7/2020) kemarin mencakup 33 daerah sampai Banyuwangi dan seluruh Madura.

Di awal peluncurannya, layanan ini hanya bisa dinikmati masyarakat Surabaya. Lalu meluas ke Sidoarjo dan Gresik. Kemudian diperluas sampai ke wilayah Pasuruan, Bangkalan, Madiun, Bojonegoro, dan sekitarnya.

Sebelumnya masih ada 10 daerah belum terjamah layanan lumbung pangan. Ada tambahan lima daerah baik Banyuwangi, Situbondo, Sumenep, Sampang, dan Pamekasan, sehingga tersisa lima daerah yang belum terlayani.

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur berharap, masyarakat di lima daerah baru bisa mendapatkan manfaat dari program ini. ‘’Belanja bahan pokok dengan harga terjangkau dan bebas ongkos kirim,’’ katanya, Jumat (31/7/2020).

Khofifah bilang, perluasan daerah ini terutama menyasar daerah yang pasar tradisionalnya menjadi sampling survei BPS. Di daerah itu diupayakan penyediaan sembako lebih murah untuk menjaga stabilitas harga barang.

Khofifah menargetkan, pada 6 Agustus mendatang, layanan Lumbung Pangan Jatim sudah bisa mencakup semua, 38 kabupaten kota di Jatim. Pemprov akan mempercepat persiapan layanan untuk lima daerah yang tersisa.

Berdasarkan data, antusiasme warga Jatim mengakses layanan sembako murah bebas ongkos kirim ini cukup besar. Bahkan yang beli secara daring jauh lebih banyak dibandingkan yang belanja di luar jaringan.

Kemarin, Kamis, transaksi online sudah mencapai 361 transaksi per hari. Rata-rata transaksi belanja online berkisar antara 300 sampai 360 pembelian dalam sehari. Sedangkan offline antara 150 hingga 200 pembelian sehari.

Omset dalam kurun waktu 21 Juli 2020 sampai 29 Juli 2020 kemarin tercatat mencapai Rp632 juta. Komoditas paling diminati antara lain gula dengan rata-rata yang terjual 2 ton sehari. Juga beras dengan rata-rata jual 1 ton sehari.

Komoditas terbanyak lainnya, minyak goreng, mie instan, telur, bawang putih, ayam karkas, sirup, ikan, dan juga berbagai olahan makanan beku (frozen food).

Khofifah menegaskan, program ini selaras dengan upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Masyarakat tidak perlu datang ke lokasi karena bisa secara daring. Barang yang dipesan dikirim hari berikutnya tanpa biaya sama sekali.

Khofifah mengatakan pembelian secara daring menghindarkan pertemuan penjual dan pembeli. Secara tidak langsung, keduanya mewujudkan social dan physical distance yang disarankan pemerintah. ‘’Lebih aman, juga murah,’’ ujarnya.

Program Lumbung Pangan Jatim ini dimulai 21 April lalu. Rencananya, program yang menyabet juara lomba inovasi Kemendagri itu berakhir 21 Juli lalu. Namun, pemprov memperpanjang masa program sampai akhir Desember.

Pertimbangannya, Lumbung Pangan dianggap mampu menjaga stabilitas harga bahan pokok di Jawa Timur. Utamanya, di masa pandemi, program tersebut sangat dibutuhkan oleh masyarakat yang terdampak.

“Kami siap melaksanakan apa yang ditetapkan pemerintah,’’ kata Erlangga Satriagung pengelola Lumbung Pangan Jawa Timur. Lumbung Pangan Jatim juga memastikan stok bahan pangan pokok di Jawa Timur tersedia.

Melalui program ini pula, kata Erlangga, Pemprov Jatim mampu menyerap produk petani di Jawa Timur secara langsung. “Kami memberdayakan petani dan penyuplai bahan pokok dari Jawa Timur,’’ katanya.

Sejak 21 April sampai 29 Juli, Lumbung Pangan Jatim telah menyerap 265,53 ton beras dari petani mencapai Rp2,77 miliar. Penyediaan beras di Lumbung Pangan Jatim dari petani terus dilakukan sampai sekarang.(den)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
29o
Kurs