Jumat, 22 November 2024

Start Up Mulai Incar Potensi Bisnis Energi Surya

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Nelayan memasang Panel surya di atas perahu di dermaga Karangsong, Indramayu, Jawa Barat, Minggu (2/2/2020). Sebagian nelayan menggunakan panel surya sebagai sumber energi listrik saat mereka melaut agar lebih hemat bahan bakar minyak. Foto: Antara

Usaha rintisan atau startup yang digawangi generasi milenial mulai mengincar potensi bisnis dari pengembangan pembangkit listrik dari energi surya.

Respon pasar yang positif terlihat dari bermunculannya berbagai usaha rintisan yang bergerak di sektor itu, dari skala rumahan hingga pabrikan.

Agung Pribadi Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama (KLIK) Kementerian ESDM mengatakan, melimpahnya potensi EBT jadi faktor pemicu para pelaku usaha mengembangkan startup energi.

“Utilisasi EBT baru sebesar 2,1 persen dari potensi EBT sekitar 400 Giga Watt (GW),” kata Agung di Jakarta, dilansir Antara, Minggu (8/3/2020) .

Salah satu potensi bisnis yang menjanjikan adalah energi surya. Menurut Agung, dengan potensi 207 GW, perkembangan permintaan energi surya meningkat pesat, baik di kota-kota besar untuk kebutuhan atap surya, hingga ke daerah frontier untuk Solar Home System (SHS).

“Industrinya banyak berkembang di kawasan industri seperti Bekasi, Tangerang, juga daerah Surabaya dan sekitarnya,” katanya.

Potensi bisnis solar PV yang besar itu dirasakan Chayun Budiono Direktur Utama PT Gerbang Multindo Nusantara. Dia memulai usaha panel surya pada 1994. Sumber-sumber EBT lokal, menurutnya, menyimpan potensi bisnis luar biasa.

“Tak hanya solar PV, pasar off-grid ini menjanjikan, maka di sinilah yang harus kita dorong,” tegas Chayun. Dia juga melihat startup energi penting difungsikan sebagai salah satu langkah disrupsi energi.

“Bagaimana startup energi ini kita bangun bersama, menjadi tuan rumah di negeri sendiri. Menyelesaikan tantangan atas perkembangan teknologi yang ada,” tandas Chayun.

Selaras dengan Chayun, peluang EBT juga ditangkap baik oleh Warung Energi, salah satu startup yang mengembangkan Pembangkit Listrik Tenaga (PLT) hybird antara surya dengan angin.

“Saya membangun sistem solar PV ini perjuangannya luar biasa karena ekosistemnya belum terbentuk,” kata Nimas Pratiwi Chief Financial Officer Warung Energi.

Lebih lanjut, Nimas mengungkapkan keinginannya membangun kemampuan manufaktur dan integrasi sistem EBT. Dia berharap Warung Energi bisa menyediakan beberapa produk penyedia energi listrik berbasis energi terbarukan seperti pico solar home system, panel surya, pompa tenaga surya, dan berbagai produk EBT lainnya.

“Ke depan kami tidak hanya di Solar PV saja,” jelasnya.

Warung Energi kini memiliki beberapa paket PLTS On-grid dan Off-grid yang dapat diaplikasikan untuk perdesaan, rumah, dan industri. Selain menawarkan produk, startup tersebut juga menawarkan jasa konsultasi, perencanaan hingga engineering design untuk klien yang ingin memasang PLTS.

“Kami ingin menciptakan pasar dan model usaha EBT yang berkelanjutan,” kata Nimas.(ant/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
31o
Kurs