Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Jawa Bali dan Nusa Tenggara masih menunggu pengajuan dokumen-dokumen POD (Plan of Development) onshore pertama di Pulau Madura.
POD yang ditunggu itu akan diajukan PT Energi Mineral Langgeng (EML) untuk pengeboran sumur eksploitasi ENC-02 di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Diperkirakan SKK Migas akan menerima dokumen-dokumen itu pada Agustus 2020.
“Saat ini PT EML sedang menyiapkan usulan POD. Ini akan menjadi sumur eksploitasi pertama yang berhasil menemukan cadangan di onshore Madura,” kata Nurwahidi Kepala Perwakilan Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi Jawa Bali dan Nusa Tenggara.
PT Energi Mineral Langgeng berhasil mengebor sumur eksplorasi ENC-02 di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Cadangan minyak sumur ENC-02 diprediksi mencapai 70 juta barel.
Setelah penemuan itu, EML sendiri menyiapkan survei seismik 2D untuk lebih memastikan potensi kandungan minyak dan gas yang ada di lokasi itu. Kegiatan seismik ini masih menunggu pekerjaan sertifikasi cadangan minyak dan penyusunan POD selesai.
Sumur eksplorasi ENC-02 di Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur menjadi bagian dari Blok South East Madura yang dikelola PT Energi Mineral Langgeng sejak 5 Mei 2009. Luas area blok tersebut 4.567,34 km persegi. Terdiri dari Area I (Bagian Utara): 1.872,45 km dan Area II (Bagian Utara): 2.694,89 km.
Wilayah kerja operasi kontraktor tersebut berada di darat dan lepas pantai, di Cekungan Jawa Timur Laut yang terletak di Pulau Madura Selatan, bagian timur laut Pulau Jawa. Wilayah ini dikenal sebagai salah satu daerah potensial hidrokarbon utama di Indonesia.
Nurwahidi menambahkan, sumur eksplorasi ini mulai ditajak pada 9 September 2018 dan berakhir 6 April 2019. Saat menembus kedalaman 7.289 kaki, sumur itu bisa disebut sebagai sumur minyak dan gas (oil and gas discovery). Hal tersebut diketahui berdasarkan tekanan gas yang menyebabkan semburan api.
Tindak lanjut kegiatan eksplorasi di wilayah South East Madura Block itu bisa mempengaruhi status Kabupaten Sumenep sebagai daerah penghasil minyak dan gas.
“Ini penemuan yang menggembirakan dan besar artinya bagi Kabupaten Sumenep yang sudah bertahun-tahun berjuang menjadi daerah penghasil migas,” jelas Nurwahidi.
Ditambahkan, jika nantinya secara keekonomian bisa diproduksi, produksi minyak dan gas yang dikelola EML bisa meningkatkan perekonomian daerah.
“Apalagi selama proses pengeboran sumur eksplorasi ENC-02 juga telah melibatkan sedikitnya 50 orang pekerja yang berasal dari warga Desa Tanjung dan sekitarnya. Ini setara dengan sepertiga jumlah pekerja yang terlibat dalam kegiatan tersebut,” jelasnya.
Seperti diketahui selama ini Kabupaten Sumenep dikenal sebagai penghasil migas yang menopang pemenuhan kebutuhan energi nasional. Selain EML yang sedang berjuang untuk bisa memproduksi, di wilayah Kabupaten Sumenep juga beroperasi Kangean Energi Indonesia (KEI), Husky CNOOC Madura Limited dan Ophir Madura Offshore.
Semua operator yang bekerja dibawah pengawasan dan pengendalian SKK Migas itu ada di tengah laut atau offshore. Beberapa operator migas sudah pernah berupaya menemukan cadangan migas di daratan Pulau Madura, namun baru EML yang berhasil.
Selama ini, kontribusi SKK Migas Jabanusa menyumbangkan 30 persen pasokan migas nasional. Tahun 2019, 262 ribu BOPD dari jumlah total produksi minyak bumi nasional sebesar 761 ribu BOPD berasal dari Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Sementara untuk produksi gas bumi, Jabanusa menyumbang 739 MMSFD dari jumlah total 7,382 MMSFD. (adv/ipg)