Nilai tukar (kurs) rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada akhir pekan ditutup menguat seiring optimisme pasar terhadap membaiknya ekonomi domestik.
Rupiah ditutup menguat 25 poin atau 0,18 persen ke posisi Rp14.080 per dolar AS dari posisi penutupan hari sebelumnya Rp14.105 per dolar AS.
“Walaupun data eksternal mendukung ke arah negatif namun pelaku pasar optimis bahwa ekonomi Indonesia akan kembali bangkit, sehingga arus modal asing kembali masuk ke pasar dalam negeri,” kata Ibrahim Assuaibi Direktur PT TRFX Garuda Berjangka di Jakarta, Jumat (11/12/2020).
Negosiasi antara Demokrat dan Republik atas langkah-langkah stimulus AS terus berlanjut karena mereka berpacu dengan tenggat waktu 11 Desember untuk mencegah penutupan pemerintah.
Sementara itu, Bank Sentral Eropa (ECB) mengerahkan putaran lain dari stimulus moneter senilai 500 miliar euro atau sekitar 605,19 miliar dolar AS. ECB akan melanjutkan stimulus pembelian obligasi yang sedang berlangsung sebesar 500 miliar euro menjadi 1,85 triliun euro dan akan memperpanjang program dukungannya hingga setidaknya Maret 2022.
Sedangkan pembicaraan antara Boris Johnson Perdana Menteri Inggris dan Ursula von der Leyen Presiden Komisi Eropa minggu ini telah berakhir tanpa terobosan. Meskipun kedua tim negosiator terus bertemu menjelang tenggat waktu pada Minggu (13/12/2020), tampaknya hanya ada sedikit peluang untuk berhasil tanpa kompromi politik baru.
Dari domestik, Indonesia telah menerima 1,2 juta dosis vaksin Covid-19 dan sebanyak 1,8 juta dosis vaksin lainnya akan tiba pada tahap berikutnya
“Dengan datangnya vaksin, maka ekonomi Indonesia diyakini akan kembali membaik,” ujar Ibrahim.
Rupiah pada pagi hari dibuka menguat ke posisi Rp14.100 per dolar AS. Sepanjang hari, rupiah bergerak di kisaran Rp14.080 per dolar AS hingga Rp14.104 per dolar AS.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat menunjukkan, rupiah menguat menjadi Rp14.102 per dolar AS dibandingkan hari sebelumnya di posisi Rp14.130 per dolar AS.(ant/iss)