Jumat, 22 November 2024

Produk OPOP Ditargetkan Ikut Penuhi Kebutuhan Masyarakat Umum

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Pondok Pesantren Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur usai meresmikan OPOP Mart di Unusa pada Kamis (27/2/2020), sebelum pandemi Covid-19. Foto: Dok./Humas Unusa

Produk dari program One Pesantren One Produk (OPOP) ditargetkan bisa masuk ke dalam market (pasar) yang bisa dibeli oleh masyarakat umum. Dengan begitu, produk pesantren ini tidak hanya bisa dinikmati kalangan santri saja, namun juga bersaing dengan produk lainnya.

Heru Tjahjono Ketua Umum OPOP Jatim mengatakan, dengan masuknya produk OPOP ke pasar-pasar umum, pondok pesantren diharapkan bisa menjadi penopang kebutuhan ekonomi di Jatim. Apalagi, nantinya produk pengemasan produk didesain secara universal dan mengutamakan faktor kebersihan.

“Kita memberikan produk yang orang-orang yakin ini bersih dan makanannya sudah tentu halal. Kalau sudah, diharapkan produk OPOP bisa mencukupi (kebutuhan masyarakat lingkup) kecamatan, kabupaten dan pasar-pasar yang ada. Walau ini produk pondok, tapi packaging universal, tidak kalah enak, bersih dan halal,” kata Heru kepada Radio Suara Surabaya, Senin (30/11/2020).

Ia mengatakan, faktor kebersihan dan kualitas akan menjadi poin utama dalam pemasaran produk OPOP nantinya. Untuk itu, pondok pesantren harus memastikan dan membuktikan bahwa seluruh produknya aman, bersih baik dari segi bahan baku, proses pengolahan, pengemasan hingga produk dipasarkan. Untuk itu, mereka diminta agar memberikan informasi secara detail dalam kemasan produk mereka.

“Mohon maaf, pasar-pasar nantinya juga diisi produk-produk OPOP. Misal sekarang di masa pandemi, produk yang dimakan harus bersih. Nah OPOP ini sudah melakukan itu, mereka menunjukkan ‘prosesnya seperti ini loh’,” tambahnya

Sebelumnya, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menegaskan, program OPOP ditarget bisa menghasilkan 1.000 produk unggulan dari pondok pesantren itu bagian dari merevitalisasi Nahdhatut Tujjar atau Kebangkitan para Pedagang.

Produk OPOP juga harus mampu bersaing dengan produk lainnya dengan meyakinkan konsumen bahwa produk yang ditawarkan terjaga kebersihan dan keamanannya.

Hal ini menurut Heru, menjadi harapan Khofifah Gubernur untuk membangun pondok pesantren jadi pusat interpreneur yang bisa ikut memenuhi kebutuhan pasar.

“Misal dalam satu kabupaten, kecamatan, ada pondok pesantren. Lalu bagaimana kita bisa melakukan pemenuhan kebutuhan pasar, masyarakat butuh apa, basic makan minum lah. Nanti dicukupi dengan produk OPOP yang terstandar dan (produk OPOP) bisa mengisi market-market baru,” ujarnya.

Program One Pesantren One Product (OPOP) dikembangkan Pemprov Jatim berkolaborasi dengan beberapa perguruan tinggi untuk memberdayakan ekonomi kerakyatan melalui pesantren.

Konsep OPOP ada tiga pilar yakni Santripreneur (santri), Pesantrenpreneur (koperasi pondok pesantren) dan Sosiopreneur (alumni pesantren dan masyarakat). Ketiganya mengusung sebuah gerakan yang komprehensif dan sinergi untuk menghasilkan produk unggulan pesantren. (tin/ang)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
33o
Kurs