Komisaris Besar Polisi Truno Yudo Kepala Bidang Humas Polda Jatim menyatakan, stok bawang putih impor untuk Jawa Timur akan habis pada akhir Februari ini. Sementara, di awal 2020 ini belum ada pasokan baru bawang putih China dari importir pemegang izin.
“Untuk tahun 2020 awal ini, belum ada stok yang masuk. Data yang kami pantau, itu ada stok 12 kontainer sebesar 300 ton. Itu diperkirakan akan habis akhir bulan Februari ini,” ujarnya kepada Radio Suara Surabaya, Rabu (12/2/2020).
Sebanyak 300 ton stok bawang putih untuk Jatim yang tersimpan dalam 12 kontainer itu saat ini ada di sejumlah gudang importir di Jawa Timur. Gudang importir yang didata Polda Jatim antara lain ada di kawasan Tambak Osowilangun, Tanjungsari, Bumi Maspion, dan Margomulyo. Sisanya ada di salah satu gudang di Lumajang.
“Ini adalah fakta yang kami temukan dari hasil pantauan di lapangan. Nah, kami serahkan fakta ini untuk dianalisis bersama oleh pemerintah daerah, juga kementerian terkait. Ini, kan, salah satunya karena kondisi yang ada di China. Mungkin dari hasil analisis ada solusi, misalnya ada negara alternatif atau lainnya,” katanya.
Normalnya, kata Truno, sebelum adanya kondisi akibat merebaknya isu virus korona di China, jalur distribusi barang dari Cina ke Indonesia setidaknya memakan waktu 1 bulan-1,5 bulan. Tentu saja, isu virus korona berpengaruh dalam distribusi ini, padahal Jatim sudah membutuhkan pasokan baru untuk memenuhi kebutuhan bawang putihnya.
Adapun 300 ton stok bawang putih impor untuk Jatim itu, kata Truno, adalah sisa impor kuota 2019. Dia tegaskan, sesuai ketentuan yang ada, impor untuk kuota 2019 seharusnya memang terakhir kali masuk ke Indonesia pada akhir Desember lalu. Hanya saja, karena jalur distribusi normal China-Indonesia itulah, stok itu baru tiba sekitar Januari lalu.
“Ini bukan penimbunan. Sudah masuk gudang tapi memang baru sampai dan belum didistribusikan. Tadi, karena jalur distribusi yang memakan waktu 1-1,5 bulan sampai di Indonesia. Sejauh ini, pihak distributor di Jatim akan terus melakukan stabilisasi distribusi. Kami mengimbau agar mereka tidak menimbun sisa impor tahun lalu,” ujarnya.
Polda Jatim yang menjadi bagian dari Satgas Pangan Jatim akan terus memonitor potensi terjadinya penimbunan stok bawang putih di Jawa Timur. Bila ada, Kombespol Truno menegaskan, polisi akan melakukan penegakan hukum sebagaimana sudah diatur dalam undang-undang perdagangan dan peraturan lainnya.
“Sejauh ini kami belum temukan. Setiap hari, kami melakukan pemantauan di sejumlah titik pasar besar yang ada di Jawa Timur. Kami akan menganalisis, mencari sumber simpulnya, apakah ada benang merah dari persoalan ini dari hulu dan hilir. Misalnya berkaitan transportasi yang juga kami pantau. Premanisme misalnya, itu juga berpengaruh,” ujarnya.
Polda Jatim berharap sinergi antara Polda Jatim dengan Pemprov Jatim dapat memunculkan solusi untuk menangani masalah lonjakan dan stok harga bawang putih di Jatim. Polda, kata Truno, berharap Pemprov dan Pemda dapat menganalisa secara tepat dan memberikan rekomendasi untuk menyelesaikan setiap masalah yang muncul.
“Karena ini kebutuhan masyarakat, saya kira perlu adanya analisis secara komprehensif.” ujarnya.(den/ipg)