Mendengar nama Muncar tidak sedikit tidak asing di telinga, nama satu kecamatan di Banyuwangi. Cukup terkenal dengan sumber daya lautnya. Di sana ada pelabuhan ikan terbesar se-pulau Jawa, yaitu Pelabuhan Muncar. Merupakan pelabuhan penghasil ikan laut terbesar kedua sesudah Bagan Siapi-api.
Pengurus pondok Pesantren Minhajut Tulab, Muncar, melihat potensi sumber daya laut ini sebagai peluang usaha, dan menjadikan satu produk unggulannya. Gus Ahmali, pengurus pondok pesantren kepada Suara Surabaya Media bilang, “Yang dipilih untuk dijadikan produk unggulan, Kerang yang diolah menjadi Kerang Krispi.
“Mulainya masih baru, sebenarnya sebelum produk yang sekarang sudah ada produk tapi masih dalam kemasan lama. Kemudian, dengan adanya program OPOP Jatim ini, kelasnya kita naikkan. Seperti dengan fasilitas desain packaging, kemudian kita difasilitasi, sekira dalam setahun terakhir,” terang Gus Ahmali. Dia menegaskan, pasarnya masih di sekitar Muncar, Banyuwangi.
Dengan perkembangan teknologi, yang kini juga sudah dimanfaatkan pengurus pondok pesantren, dengan pola digital untuk memasarkan Kerang Krispi.
“Kami pemasaran juga di market place, selain itu juga dengan WA dan FB. Dan ini lagi kita garap, ada teman-teman komunitas sedang membuat market place sendiri,” jelasnya.
Menurut Gus Ahmali, tantangan yang ada, satu di antaranya karena melibatkan banyak orang. “Tentu saja menyamakan persepsi itu menjadi tantangan tersendiri,” tukasnya. Selain itu permodalan, ketiga masalah pemasaran. Tindakan yang kemudian mereka pilih dilakukan adalah dengan terobosan-terobosan baik melalui online ataupun offline.
Di tengah obrolan bersama Gus Ahmali, turut hadir Syaifulloh, yang juga pengurus pesantren Minhajut Tulab, bercerita soal keunggulan Kerang di Muncar.
“Menurut saya, kalau dibandingkan kerang di Muncar dengan kerang di daerah lain, kerang sini lebih enak. Itu bukan hanya kerang, tetapi juga pada ikan-ikannya. Kemudian yang kedua, kerang di sini itu seperti tak pernah habis. Bagaikan di dalam laut itu ada gunung kerang, meski diambil terus setiap hari tapi tak habis-habis. Seperti kerang batik yang hingga sekarang terus menuntut untuk dikembangkan,” tutur Syaifullah.
Itu pula kenapa Ponpes Minhajut Tulab berusaha untuk mengembangkan dan menjatuhkan pilihan ke komoditi Kerang itu, karena potensinya yang besar.(lim)