Realisasi Program Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PCPEN) sampai hari ini, Rabu (25/11/2020) atau dalam kuartal IV sudah terserap Rp423,23 triliun atau 60,9 persen dari total pagu anggaran program sebanyak Rp695,2 triliun.
Budi Gunadi Sadikin Ketua Satgas PEN menjelaskan, pihaknya melakukan realokasi dalam anggaran PEN.
Tujuannya untuk memberikan fokus yang lebih besar pada program Perlindungan Sosial yang meningkat menjadi Rp234,34 triliun, dari sebelumnya Rp203,90 triliun.
Selain itu, pagu anggaran sektor kesehatan juga ditingkatkan alokasinya menjadi Rp97,26 triliun dari sebelumnya Rp87,55 triliun.
“Kenaikan yang cukup besar di sektor kesehatan dikarenakan rencana melakukan program vaksinasi,” ujarnya di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (25/11/2020).
Scara keseluruhan, lanjut Budi, program KPCPEN disalurkan pada enam sektor. Rinciannya, sektor kesehatan realisasi Rp39,69 triliun atau 40,81 persen dari pagu Rp97,26 triliun, sektor Instentif Usaha realisasinya Rp44,82 triliun atau 37,16 persen dari pagu Rp120,61 triliun.
Kemudian, sektor Perlindungan Sosial realisasi Rp203,60 triliun atau 86,88 persen dari pagu Rp234,34 triliun. Sektor UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) realisasi Rp97,05 triliun atau 84,53 persen dari pagu Rp114,81 triliun.
Lalu, sektor Kementerian/Lembaga dan Pemda realisasi Rp36,06 triliun atau 54,66 persen dari pagu Rp65,97 triliun, dan sektor Pembiayaan Korporasi realisasi Rp2,00 triliun atau 3,22 persen dari pagu Rp62,22 triliun.
Sementara itu, terkait anggaran Sovereign Wealth Fund (SWF) yang masuk ke dalam anggaran PEN, Budi menjelaskan sesuai arahan Joko Widodo Presiden terkait Pembiayaan Korporasi agar diberikan stimulus untuk meningkatkan investasi bagi korporasi-korporasi yang ada di Indonesia.
Salah satunya melibatkan instrumen investasi di mana pengembangan korporasi di Indonesia bisa dibiayai oleh investor-investor dari luar negeri.
Pembiayaannya bisa dalam bentuk investasi kepemilikan atau investasi saham. Bukan investasi pinjaman yang harus mengembalikan uangnya.
“Itu sebabnya, kami melihat mekanisme investasi dari luar negeri di masa sulit seperti ini akan sangat bisa membantu meningkatkan profil investasi Indonesia, dan juga lapangan kerja di Indonesia yang sangat dibutuhkan oleh banyak rakyat kita saat pandemi ini,” paparnya.
Terkait realokasi anggaran dalam program PEN, Budi menjelaskan itu difokuskan untuk program-program pemulihan ekonomi yang benar-benar bisa menyerap tenaga kerja, dan supaya perekonomian bisa tetap berputar.
“Salah satu yang kami lihat masih terus berputar adalah industri pertanian. Itu sebabnya kenapa program food estate juga masuk ke sana, karena kami lihat masih bisa terus berjalan, dan terus terang program pertanian sama juga seperti perikanan, adalah sektor industri yang paling banyak menyerap tenaga kerja Indonesia, terutama di golongan yang paling bawah,” jelas Budi.
Terakhir, untuk Program PEN Tahun 2021, dia mengatakan sudah dibicarakan di internal pemerintah. Sekarang tinggal menunggu persetujuan saja dan sudah diketahui Komite Kebijakan PEN.
Menteri Keuangan juga sudah menyampaikan program PEN 2021 dalam rapat kabinet dan diteruskan kepada menteri-menteri dalam jajaran kabinet.
“Kami harapkan dalam waktu singkat bisa segera kita umumkan ke masyarakat,” pungkasnya.(rid/dfn)