Jumat, 22 November 2024

Meski Pandemi, Fintech Komunal Catatkan Pendanaan Rp300 Miliar ke UMKM

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Yonathan Manager Marketing Communication Komunal (kiri) dan Rico Tedyono Chief Operating Officer (COO) Komunal di kantornya di Surabaya. Foto: Istimewa.

Menjelang berakhirnya tahun 2020, Komunal sebuah perusahaan fintech Peer to Peer (P2P) Lending asal Surabaya, telah mencatat penyaluran dana pinjaman sebesar Rp300 Milliar kepada berbagai macam UMKM, khususnya di Jawa Timur dan Bali, meskipun di tengah masa pandemi Covid-19.

Hendry Lieviant Co-founder and CEO Komunal mengungkapkan bahwa keberadaan dan pertumbuhan industry fintech lending turut membantu percepatan pemulihan ekonomi nasional selama masa pandemi. P2P Lending menjadi salah satu alternatif  pendanaan yang masih tersedia pada waktu pelaku UMKM paling membutuhkan, karena banyak tempat tidak lagi menyalurkan pinjaman di masa pandemi.

“Sebenarnya banyak pelaku UMKM yang sehat dan berpotensi, namun usaha mereka mendapat imbas negatif karena banyak lembaga pendanaan yang tidak lagi menyalurkan pinjaman di masa pandemi. Hal ini dapat menyebabkan efek domino negatif bagi perekonomian,” kata Hendry dalam rilis yang diterima suarasurabaya.net, Kamis (17/12/2020).

Hendry menambahkan, pesatnya kemajuan dan adoption rate teknologi di Indonesia dalam beberapa tahun terakhir ikut meningkatkan ketahanan ekonomi di masa pandemi. Tanpa adanya kultur belanja online, layanan antar makanan, dan layanan berbasis teknologi lainnya krisis ekonomi akan menjadi semakin parah karena terhambatnya kegiatan ekonomi secara fisik. Tidak terkecuali dengan layanan keuangan, pertumbuhan P2P Lending dalam beberapa tahun terakhir seakan menjadi secercah harapan bagi para pelaku UMKM di Indonesia.

“Pandemi bahkan menjadi katalis positif bagi Industri P2P karena makin banyak pelaku UMKM yang tadinya salah mengerti dan memiliki konotasi negatif akhirnya mencoba dan sekarang memiliki pengalaman yang positif,” tambahnya.

Rico Tedyono Chief Operating Officer (COO) Komunal menambahkan, peningkatan fantastis pinjaman online ini dimulai sejak berakhirnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) beberapa waktu lalu. Hal ini juga ditunjang oleh efisiensi P2P lending seperti Komunal terutama dalam pemrosesan dokumen pinjaman, salah satunya berupa penggunaan tanda tangan digital terverifikasi sehingga pinjaman dapat diproses tanpa tanda tangan basah yang mengharuskan adanya tatap muka.

“Pada waktu PSBB dibuka permintaan pinjaman cukup drastis meningkat, namun Komunal lebih selektif untuk memilih peminjam dengan memperketat credit scoring kami. Kita lebih banyak menyalurkan di sektor yang berkaitan dengan kesehatan, transportasi, logistik. Sektor-sektor itulah yang mendukung pemulihan ekonomi,” kata Rico.

Peningkatan penyaluran pinjaman juga tak lepas dari kesetiaan pendana yang mempercayakan dananya di Komunal, untuk disalurkan ke para pelaku usaha yang telah diseleksi dengan ketat.

“Kami memberikan kesempatan kepada para lender untuk bisa secara langsung membiayai, atau menyalurkan dana pada perusahaan-perusahaan atau UMKM-UMKM terpercaya yang menjadi pilihan Komunal,” terang Rico.

Terpisah, Yonathan Manager Marketing Communication Komunal mengatakan, disamping jumlah peminjam dana yang meningkat, pemberi dana atau biasa disebut lender jumlahnya juga naik drastis di akhir tahun 2020.

“Kami berhasil meningkatkan rasa aman dan nyaman para pemberi dana di Komunal, terlihat dari mereka yang semakin berani menempatkan dana lebih besar dan lebih sering,” ucap Yonathan.

“Jadi lender yang lama tetap ada, dan juga lender yang baru bertambah. Jadi bisa dibilang Komunal berhasil mendapatkan loyalitas para lender,” tambahnya.

Sekadar diketahui, beberapa waktu lalu Airlangga Hartarto Menteri Bidang Koordinator Bidang Perekonomian mengatakan bahwa pengguna layanan P2P lending meningkat drastis. Pada September 2020 pemerintah mencatat jumlah peminjaman online tembus Rp. 100 Triliun.(bid/tin)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
27o
Kurs