Sabtu, 23 November 2024

Meski Belum Resmi, Emil Minta UMKM Manfaatkan Gedung EJSC di Bakorwil

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Emil Dardak saat berkunjung ke Gedung ESJC Bakorwil Madiun, Sabtu (18/7/2020). Foto Humas Pemprov Jatim

Emil Elestianto Dardak Wakil Gubernur Jawa Timur mendorong pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) untuk memanfaatkan Gedung East Java Super Corridor (EJSC) milik Pemprov Jatim.

Gedung EJSC yang ada di lima Bakorwil se-Jatim, kata Emil, didesain unik dan kekinian untuk memancing kreativitas. Lima Bakorwil itu antara lain di Madiun, Malang, Jember, Pamekasan, dan Bojonegoro.

Di dalam Gedung EJSC terdapat fasilitas ruang rapat, ruang sekretariat, co-working space, science technopark, command center, dan cafe, yang bisa diakses Senin-Jumat dari pukul 07.00 WIB sampai 15.30 WIB.

“Walaupun EJSC belum di-launching dan belum full beroperasi karena adanya Covid-19, tapi bisa dicicil pelaksanaan pemanfaatannya. Kami coba sistem jemput bola di sini,” ujarnya dalam keterangan resmi.

Emil bilang, di EJSC ada operator ada community organizer untuk membangun jejaring dengan komunitas di wilayah masing-masing. Sehingga dapat terjalin ide dan gagasan anak-anak muda pelaku UMKM.

Emil berharap, penerapan ekonomi kreatif di Jawa Timur bisa berkembang pesat. Salah satu yang bisa dicoba para pelaku UMKM adalah membangun communal branding atau merek bersama.

“Communal branding, adalah program satu merek yang bisa dimanfaatkan para pelaku UMKM. Sebab, untuk melahirkan satu produk yang memiliki akses pasar luas dan kuat tidaklah gampang,” katanya.

Produk semacam itu, kata Emil, harus punya basis manajemen yang kuat. Ada product management, customer management, dan brand management. Dia contohkan Batik Teranggalih asal Trenggalek.

Teranggalih adalah merek bersama batik lokal Trenggalek dari akronim ‘Terang Ing Galih’. Lahirnya merek itu karena para pelaku usaha batik di Trenggalek yang punya merek sendiri-sendiri kesulitan menembus pasar.

“Mereka ingin menembus mall di Jakarta, tapi berat. Akhirnya semua dibranding satu merek, Teranggalih. Akhirnya bisa tembus. Ini karena perajin batiknya banyak, tapi semua sepakat jadi satu merek,” katanya.

Penerapan communal branding itu, kata dia, adalah upaya pemerintah untuk mengangkat citra batik lokal agar bisa lebih dikenal dan bisa masuk ke pangsa pasar yang lebih ekslusif.

Di EJSC, para pelaku UMKM juga bisa memanfaatkan program Milenial Job Center (MJC) yang merupakan wadah bertemunya milenial potensial, mentor berpengalaman, dan perusahaan (klien) untuk berkolaborasi.

Mereka bisa melakukan berbagai pekerjaan sesuai tren di era industri 4.0, yang dikenal gig economy. Para pelaku UMKM bisa memanfaatkan jasa SDM milenial yang sudah dibimbing mentor berpengalaman.

“Misalnya ada yang bingung membuat packaging produknya, atau mencari web designer untuk usahanya. Anda bisa manfaatkan jasa mereka, para tenaga milenial itu pasti akan senang, karena mereka bisa dapat pengalaman,” ujarnya.(den/iss/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
26o
Kurs