Sabtu, 23 November 2024

Menanti Nugget dan Pupuk Olahan Limbah Ikan di Tuban

Laporan oleh Chusnul Mubasyirin
Bagikan
Ilustrasi

Hasil tangkapan ikan laut oleh nelayan di desa Pliwetan, Kec. Palang, Kab Tuban selama ini diolah menjadi ikan asin atau diasap. Hal itu sudah turun-temurun sejak dulu dilakukan. Ikan olahan itu untuk dikonsumsi sendiri atau dijual. Sementara tulang dan bagian tidak terpakai lainnya, dibuang begitu saja. Akibatnya, mencemari lingkungan.

Pemandangan itu rupanya mengusik para akademisi dari Universitas Ronggolawe (Unirow) Tuban. Mereka kemudian menghubungi Tim Pengabdian Masyarakat (Abmas) ITS Surabaya, yang diketuai oleh Dr. Ir. Endah Mutiara M.P, MSi, untuk sedianya melakukan pengabdian pada masyarakat di Desa Pliwetan, dengan dukungan dana dari DRPM-ITS.

Atas dasar informasi dari akademisi Unirow, Tim Abmas dari ITS melakukan pertemuan dan bertukar pikiran bersama anggota tim untuk mendalami potensi di desa Pliwetan yang bisa dikembangkan. Alhasil, Tim Abmas mendapatkan kesimpulan, akan memberikan nilai tambah dari hasil tangkapan ikan, dalam bentuk nugget dan pengolahan limbah ikan sebagi pupuk cair.

Endah Mutiara, Ketua Tim Pengabdian Masyarakat ITS bersama para ahli saat memberikan workshop pembuatan sabun antibakteri berbahan rumput laut di Lamongan, 2019 lalu. Tim ini akan mengembangkan nugget dan pupuk cair di Pliwetan Tuban pada Sabtu (31/10/2020). Foto: Istimewa

Endah menceritakan, kurang lebih 1 bulan melakukan penelitian di laboratorium dalam pengembangan gagasan produk nugget dan pupuk cair. Kedua produk dilakukan uji di Badan Penelitian dan Pengembangan Industri; Balai Riset dan Standardisasi Industri Surabaya; dan Laboratorium Pengujian dan Kalibrasi (Baristand Industri Surabaya). Hasilnya, olahan nugget ikan dan pupuk cair telah memenuhi standar SNI sebagai makanan olahan dan pupuk.

Kata Endah, berbagai kemungkinan dicoba untuk menghasilkan produk yang bisa maksimal dimanfaatkan. “Kita ingin nugget yang dibuat dari olahan ikan itu benar-benar bisa dikonsumsi enak dan aman,” katanya kepada suarasurabaya.net (30/10/2020). Berbagai percobaan dilakukan, mulai dari kondisi ikan masih segar hingga yang sudah berumur beberapa hari setelah ditangkap.

Menurutnya, uji laboratorium yang rigid itu ditempuh untuk menjamin konsumen yang menikmatinya nanti merasa aman dan nyaman. Sehingga, kalau diproduksi massal, dijamin sehat, tidak menimbulkan risiko di belakang hari.

Cara itu, diakuinya, berbeda dengan proses produksi pupuk cair dari sisa ikan (limbah) yang tak terpakai, seperti sisik, tulang, kepala, dan seterusnya. Proses menjadikan pupuk cair dari limbah ikan, jauh lebih mudah karena tidak mempertimbangkan risiko dikonsumsi orang tetapi berguna untuk pertumbuhan tanaman.

Setidaknya, dua produk itulah yang akan disodorkan kepada warga Pliwetan untuk bisa dikembangkan bersama. Rencananya, Sabtu (31/10/2020) besok, Tim Abmas ITS akan mengunjungi warga Pliwetan untuk mempresentasikan nugget dan pupuk cair itu.

Endah berharap, kedua produk bisa memberi nilai tambah dan diversifikasi dari sekadar cara turun-temurun selama ini. Nugget bisa dikembangkan menjadi produk unggulan yang bisa menopang ekonomi warga, bahkan mungkin memperluas pasarnya menjadi produk andalan daerah. Sehingga bisa memperbesar pendapatan asli daerah (PAD).

Produk nugget berbahan utama ikan tengiri dan tongkol itu, juga akan dikombinasikan dengan rumput laut yang banyak dihasilkan di daerah Tuban. “Hasil-hasil bumi itu akan membuat modifikasi nugget bisa dipertimbangkan peluang ekonominya di masa depan” ungkapnya.

Sementara pupuk cair juga diharapkan bisa dikembangkan dan diperbesar produksinya, sehingga bisa dimanfaatkan sendiri untuk kesuburan tanaman yang ada banyak di lingkungan warga. Juga memungkinkan untuk dipasarkan kepada masyarakat umum.

“Kalau bisa begitu, akan memperbesar PAD desa maupun kabupaten kan,” cetusnya. (cus/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs