Jumat, 22 November 2024

Kadin Jatim: Sektor Kontruksi Terdampak Cukup Dalam Saat Pandemi Covid-19

Laporan oleh Anggi Widya Permani
Bagikan
(Dari kiri-kanan) M. Rizal Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang Jasa Kontruksi dan Konsultan, Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kadin Jatim, Tritan Saputra Wakil Ketua Umum Kadin Jatim Bidang Telekomunikasi dan Informatika. Foto: Istimewa

Sektor kontruksi dan konsultan kontruksi menjadi salah satu sektor yang terdampak pandemi Covid-19. Hampir seluruh pekerjaan atau proyek dari Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan Belanja daerah (APBD) terpangkas habis dan dialihkan untuk penanggulangan virus jenis baru tersebut.

M Rizal Wakil Ketua Umum Bidang Jasa Kontruksi dan Konsultan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim mengatakan, bahwa saat ini adalah masa-masa sulit bagi jasa kontruksi dan konsultan. Mereka hampir tidak mengerjakan satupun proyek sejak awal tahun 2020.

Padahal, lanjut dia, jasa kontruksi termasuk industri padat karya yang menjadi penggerak industri turunan seperti semen, besi dan bahan bangunan lainnya.

“Karena selama ini sebagian besar proyek yang dikerjakan oleh pengusaha adalah proyek pemerintah yang dananya berasal dari APBN dan APBD. Sementara dengan merebaknya pandemi Covid-19 ini, Joko Widodo Presiden telah mengalokasikan dana sebesar Rp405 trilun untuk penanggulangan pandemi tersebut. Dan dana itu sebagian besar diambil dari anggaran pembangunan yang dianggap belum terlalu mendesak,” ujar M Rizal berdasarkan rilis yang diterima suarasurabaya.net, Selasa (21/4/2020).

Jika alokasi APBN untuk proyek Pekerjaan Umum dipangkas seluruhnya atau 100 persen, maka dana dari APBD juga dipangkas sebesar 70 persen. Artinya, alokasi dana untuk proyek infrastruktur dari APBD hanya tersisa 30 persen saja.

Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kadin Jatim menambahkan, hingga saat ini, Pemprov Jatim juga masih berkosentrasi dalam penanganan Covid-19, sehingga lelang proyek masih belum digelar. Sedangkan untuk proyek swasta juga mengalami stagnasi yang sama. Pembangunan hunian atau rumah, perkantoran dan perhotelan terhenti akibat mandegnya aktivitas ekonomi.

“Dengan kondisi seperti ini, maka terjadi perubahan anggaran besar-besaran mana saja proyek yang akan digarap. Dan seandainya sisa 30 persen itu sudah diputuskan, kemungkinan besar tidak semuanya bisa terserap. Perkiraan saya hanya 15 persen saja yang akan terserap di tahun 2020. Bisa dibayangkan, bagaimana kondisi jasa kontruski dengan alokasi dana APBD yang terserap hanya sebesar 15 persen,” kata Adik.

Hal yang sama juga dikatakan oleh Peter Frans Ketua Umum DPN Ikatan Nasional Konsultan Indonesia (Inkindo) mengatakan bahwa Covid-19 telah menyebabkan jasa konsultan mengalami kelesuan, bahkan cenderung berhenti.

“Kebijakan recofusing APBN dan APBD telah menyebabkan lelang proyek terhenti dan paket pekerjaan berkurang. Bahkan saya memperkirakan, lebih dari 50 persen perusahaan konsultan akan mengalami collapse akibat Covid,” katanya.

Agar kondisi ini tidak berlarut, baik M Rizal dan Adik Dwi Putranto memberikan usulan kepada pemerintah untuk tetap pelaksanakan proyek yang dianggap urgen pasca meredanya Covid-19, seperti pembangunan jembatan yang putus, perbaikan irigasi atau saluran agar tidak banjir, serta perbaikan jalan yang rusak.

Sementara pembayaran tagihan bisa dimasukkan pada anggaran tahun 2021. Dalam pelaksanaannya, pengusaha akan berusaha menjalin kerjasama dengan pihak ketiga, diantaranya perbankan dan industri bahan bangunan untuk memberikan pinjaman.

Selain itu, beberapa proyek padat karya juga bisa diambilkan dari anggaran jaring pengamanan. Hal ini dilakukan agar anggaran yang dialokasikan oleh pemerintah untuk penanganan dampak Covid-19 tidak salah sasaran atau hanya menguntungkan segelintir orang saja.

“Kami berharap pemerintah menyetujui tawaran ini agar ekonomi akan segera bergairah pasca penanganan Covid-19. Minimal tenaga kerja bisa kembali mendapatkan pekerjaan,” pungkasnya. (ang/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
34o
Kurs