Indonesia menjadi satu dari empat negara yang terpilih sebagai fokus pembahasan Forum Ekonomi Dunia (World Economic Forum/WEF), yang akan mempertemukan pemerintah RI dengan para pemimpin, CEO, serta pelaku bisnis global.
Pertemuan WEF bertajuk Country Strategic Dialogue on Indonesia itu akan berlangsung secara virtual pada Rabu (25/11/2020) dan dihadiri sedikitnya 43 pemimpin perusahaan global dan pemerintah Indonesia, yang diwakili Joko Widodo Presiden serta beberapa menteri.
“Pemilihan Indonesia sebagai country strategic dialogue oleh WEF karena dianggap sebagai negara yang memiliki peran besar dalam ekonomi, kawasan, dan global serta dianggap mampu menjalankan kebijakan untuk menyeimbangkan penanganan pandemi dan pemulihan ekonomi nasional,” kata Mahendra Siregar Wakil Menteri Luar Negeri dalam pengarahan kepada media mengenai forum tersebut, dilansir Antara, Senin (23/11/2020).
Selain itu, ujar Mahendra, dipilihnya Indonesia oleh mitra-mitra WEF menunjukkan tingginya tingkat kepercayaan, ekspektasi, dan keingintahuan dari banyak pihak terutama para pelaku dan pemimpin bisnis soal strategi dan kebijakan Indonesia di tengah kondisi global saat ini dalam konteks perkembangan mengatasi pandemi, pemulihan ekonomi, dan pembangunan berkelanjutan.
Dalam forum itu, secara khusus Indonesia akan menyampaikan perkembangan upaya pemulihan ekonomi nasional terkait penerapan Omnibus Law atau UU Cipta Kerja.
“Hal itu merupakan suatu komitmen kita untuk terus melanjutkan proses reformasi ekonomi, khususnya bagi perbaikan iklim investasi dan peningkatan daya saing,” tutur Mahendra.
Sejumlah sektor prioritas yang akan didorong pengembangannya melalui pertemuan spesial WEF tentang Indonesia, antara lain adalah industri digital dan teknologi informasi dan telekomunikasi, farmasi, jasa kesehatan, infrastruktur, pemrosesan mineral, serta energi terbarukan.
Sementara dalam konteks kesehatan, pemerintah akan menyampaikan perkembangan situasi terkait Covid-19 di Indonesia yang mencakup persentase kesembuhan nasional yang mencapai 84,1 persen atau di atas rata-rata kesembuhan global menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yaitu di kisaran 64,3 persen.
Kemudian, tingkat kematian akibat Covid-19 di Tanah Air juga menurun tajam dari 8,6 persen ke 3,2 persen.
“Kita menyampaikan tren yang baik ini akan terus dilaksanakan, sekaligus memberikan peluang bagi kita untuk meningkatkan langkah-langkah pemulihan ekonomi nasional,” kata Mahendra.
“Tentu dengan melihat progress pengembangan vaksin yang terjadi di dunia secara umum dan kaitannya dengan akses yang sudah dan terus dibangun oleh Indonesia, maka kita berharap kondisi pemulihan ekonomi akan lebih mantap dan kuat di tahun-tahun yang akan datang,” tutur Mahendra, yang pernah menjabat wakil menteri keuangan RI pada 2011-2013. (ant/ang)