IHSG ditutup melemah 91,46 poin atau 1,68 persen ke posisi 5.361,25. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau Indeks LQ45 bergerak turun 20,21 poin atau 2,3 persen menjadi 859,33.
M Nafan Aji Gusta Utama Analis Binaartha Sekuritas di Jakarta, Senin (2/3/2020), mengatakan data PMI manufaktur dan data inflasi yang menunjukkan hasil positif sempat membuat IHSG mengalami penguatan.
“Namun demikian, setelah itu terjadilah panic selling yang luar biasa sehingga menyebabkan pelemahan pada IHSG. Hal ini merespon pengumuman pemerintah mengenai ditemukan dua pasien penderita COVID-19 yang terjadi di Depok, Indonesia,” ujar Nafan.
Dibuka menguat, IHSG langsung melemah, namun kembali berhasil naik ke zona hijau hingga jelang penutupan sesi pertama perdagangan. IHSG lalu kembali terkoreksi dan tak bisa beranjak hingga penutupan perdagangan saham.
Secara sektoral, sembilan sektor terkoreksi, di mana sektor keuangan turun paling dalam yaitu minus 3,05 persen, diikuti sektor pertambangan dan sektor infrastruktur masing-masing minus 1,58 persen dan minus 1,54 persen. Sedangkan satu sektor yaitu sektor aneka industri naik 2,23 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau net foreign sell sebesar Rp291,15 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 508.021 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 6,52 miliar lembar saham senilai Rp6,91 triliun. Sebanyak 158 saham naik, 236 saham menurun, dan 138 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain Indeks Nikkei menguat 201,1 poin atau 0,95 persen ke 21.344,1, Indeks Hang Seng menguat 161,8 poin atau 0,62 persen ke 26.291,7, dan Indeks Straits Times menguat 5,3 poin atau 0,18 persen ke 3.016,38.(ant/iss/ipg)