Tritan Saputra Wakil Ketua Umum Bidang Telekomunikasi dan Teknologi Informatika Kamar Dagang dan Industri (Kadin Jatim) mengatakan, ekonomi digital adalah sebuah keniscayaan di era kenormalan baru. Dengan dijalankannya protokol Covid-19 dalam kehidupan manusia seperti physical distancing, maka dunia digital menjadi satu-satunya solusi agar tetap bisa terhubung.
Dalam hal ini, pihaknya akan melakukan transformasi menjadi Kadin Jatim 4.0 dengan enam program utama. Itu agar dunia bisnis di Indonesia, terutama Jatim tetap bisa berjalan dengan baik.
Adapun enam program itu di antaranya, pertama Kadin Techno Ground. Tritan mengungkapkan, itu akan manjadi wadah yang mampu menghubungkan pelaku bisnis dan institusi perguruan tinggi dengan pasar.
“Kadin Jatim siap menjadi mitra bagi Pemerintah Daerah dan Kementerian ataupun Badan yang ditunjuk. Dalam pelaksanaannya, Kadin akan berupaya mengembangkan techno park dan juga ruang pamer digital. Di sini semua produk bisa dipamerkan,” ujar Tritan berdasarkan rilis yang diterima suarasurabaya.net, Kamis (11/6/2020).
Program kedua adalah Kadin E-Biz. Dalam hal ini, kata dia, Kadin Jatim 4.0 akan menyiapkan sistem e-commerce dan marketplace yang bisa digunakan oleh pelaku bisnis di Jatim untuk meningkatkan penjualan secara online dengan system yang terintegrasi dengan baik.
Langkah ini sangat tepat guna mendukung kinerja perdagangan Jatim di era kenormalan baru.
“Ini sejalan dengan meningkatnya minat belanja masyarakat melalui marketplace guna meminimalisir penyebaran Covid-19 melalui tatap muka atau transaksi secara offline,” tambahnya.
Program ketiga adalah Kadin EduTech Solution, yaitu sebuah program yang ditujukan untuk meningkatkan daya saing Sumber Daya Manusia dan instansi atau lembaga melalui Kadin Institute. Edukasi ini akan dikemas dengan pemanfaatan basis teknologi terkini seperti pemanfaatan webinar. Hal ini sejalan dengan komitmen Kadin Jatim untuk menciptakan SDM yang berkualitas.
Program keempat adalah Kadin Warung Digital, dimana akan menjadi pintu masuk restoran atau café maupun angkringan untuk tetap eksis di era keterbatasan jangkauan fisik seperti saat ini.
Dan program ke lima adalah Rumah Bisnis Kadin dengan menghadirkan kantor virtual atau virtual office yang akan menjadi solusi bagi pelaku pebisnis atau UMKM yang tidak memiliki kantor. Ini juga bisa dikembangkan menjadi co-working space, dimana Kadin akan menyiapkan satu ruangan kerja yang bisa diakses oleh semua pelaku bisnis.
“Co-working space ini nantinya akan mengedepankan sharing atau berbagi. Sehingga ruangan tersebut bisa digunakan oleh banyak pebisnis, mulai dari individu, komunitas, maupun perusahaan khususnya startup,” jelas Tritan.
Program keenam adalah Kadin BriCo, yaitu Bridging Collaboration Meeting atau pertemuan pelaku IT dan pelaku industry. Program ini ditujukan untuk menjembatani kedua belah pihak untuk berkolaborasi dalam aktifitas bisnis, baik di lingkungan Jatim, Indonesia atau bahkan internasional. Kadin Jatim akan berupaya mempertemukan investor dengan pemilik ide.
“Banyak kaum muda yang memiliki ide cemerlang yang harus diberi kesempatan untuk mengembangkan ide dan keahlian mereka. Saya pernah bertemu dengan anak muda yang umurnya masih sekitar 20 tahunan tetapi ia mampu membuat proposal bisnis dengan sangat sempurna. Mereka adalah anak muda yang ingin mendapatkan support. Kalau ini tidak diwadahi, saya takut mereka akan kehilangan arah,” katanya.
Sementara itu, Adik Dwi Putranto Ketua Umum Kadin Jatim mengatakan bahwa Kadin Jatim 4.0 yang menjadi wadah komunikasi dan informasi antara pengusaha dengan stakeholder berkomitmen untuk membentuk iklim bisnis yang bersih, transparan dan profesional.
Kadin Jatim akan berusaha mewujudkan sinergi seluruh potensi ekonomi Jatim dan nasional bahkan internasional.
“Kami berharap sinergitas dunia usaha dan pemerintah provinsi serta daerah di era kenormalan baru ini bisa terus seiring sejalan. Dapat maju dan berkembang bersama untuk kemajuan Jawa timur,” pungkasnya. (ang/rst)