Koperasi Peternak Indonesia Cita Berdikari melepas ekspor 2.650 ekor domba ke Brunei Darussalam, Senin (21/12/2020), di tengah Pandemi Covid-19. Gubernur Jatim mengapresiasi ekspor domba ini.
Domba-domba yang diekspor ke Brunei oleh Koperasi Peternak di Surabaya itu berasal dari sejumlah daerah di Jatim. Baik Tuban dan Lamongan. Setiap ekor domba itu punya berat hidup antara 25-35 kilogram.
Harun Al Rasyid Ketua Koperasi Peternak Indonesia Cita Berdikari bilang, ekspor kali ini sebenarnya penerbangan keempat sejak 2019 lalu. “Nanti, Januari, 2.500 lagi. Kami kerja sama dengan perusahaan di Brunei,” ujarnya.
Dia mengatakan, ekspor domba ke luar negeri di tengah Pandemi Covid-19 bukan tanpa kendala. Menurutnya kendalanya luar biasa banyak. Salah satunya berkaitan para peternak yang mereka bina yang juga berasal dari Jawa Barat.
“Jadi kami bina peternak di bawah. Protokol kesehatan tetap kami laksanakan karena kami memahami, di luar lebih ketat. Semua protokol kesehatan juga kami terapkan untuk pengiriman biar kualitasnya baik,” ujarnya.
Transportasi di tengah Pandemi Covid-19 ini, menurutnya juga menjadi kendala. Karena itu, ekspor tahun ini berkurang. Dia bilang, koperasi yang dia pimpin sebelumnya sudah pernah ekspor ke Malaysia.
“Setelah itu kami harusnya bisa ekspor ke vietnam 5.000 ekor. Sekarang ini kami terus akselerasi ke peternak binaan. Kalau ada sinergi antara pihak pertanian dan perhubungan mungkin akan membantu,” ujarnya.
Khofifah Gubernur Jatim mengapresiasi upaya ekspor domba ke Brunei Darussalam ini. Menurutnya ini adalah upaya luar biasa Koperasi Peternak Indonesia Cita Berdikari. Karena butuh proses luar biasa dan waktu panjang.
“Kami sampaikan terima kasih, ikhtiar ini pasti luar biasa, butuh waktu panjang ketemu Balai Karantina Pertanian, juga dari Bea Cukai, dan GM Juanda. Pak Danlanud juga suport luar biasa,” ujarnya di Terminal Kargo Bandara Juanda.
Khofifah juga mengapresiasi Koperasi Peternak Indonesia Cita Berdikari yang memberdayakan unskilled labour dan kaum perempuan dalam proses ternak domba dengan pakan domba konsentrat yang memudahkan proses perawatan.
“Ini harapan baru di mana peternak domba Jatim kebanyakan pelakunya ibu-ibu karena domba dan kambing ini mengurusnya tidak terlalu berat, dan makanannya juga konsentrat. Para peternak ini akan dipandu pelatihan-pelatihan supaya skill-nya meningkat, khususnya untuk ekspor,” katanya.
Pada Tahun 2019, jumlah Populasi Domba di Jatim sebanyak 1.382.418 Ekor yang berkontribusi terhadap nasional sebesar 8 persen. Sedangkan populasi Kambing 3.524.898 ekor, berkontribusi 19 persen terhadap nasional.
Populasi domba terbanyak di Jawa Timur berasal dari Bojonegoro yang mencapai 181.075 ekor. Kemudian Tuban sebanyak 93.841 ekor, Banyuwangi 88. 657 ekor, Lamongan 86.417 ekor, dan Jember 81.196 ekor.
Sedangkan populasi kambing terbanyak di Jawa Timur berasal dari Trenggalek. Yakni mencapai 424.558 ekor. Sementara Ponorogo 265.377 ekor, Malang 261.546 ekor, Pacitan 217.989 ekor, Tulungagung 200.454 ekor.
Khofifah bilang, Pemprov Jatim akan mendukung budidaya domba di Jawa Timur. Dia mengaku sudah meminta sejumlah organisasi perangkat daerah (OPD) terkait di lingkungan Pemprov Jatim untuk bersinergi.
“Saya sudah minta Kepala Dinas Peternakan untuk bersinergi. Hal terkait ekspor-impor saya rasa akan menjadi tugas Pemprov untuk memfasilitasi. Dari PTSP (Perizinan Terpadu Satu Pintu),” ujarnya.
Musyaffak Fauzi Kepala Balai Besar Karantina Pertanian (BBKP) Surabaya memastikan domba yang diekspor sudah melewati uji kesehatan oleh BBKP. Domba-domba itu sudah dalam keadaan baik atau lolos tes kesehatan.
Menurutnya, pada 2020 ini ekspor sektor pertanian Jatim sejumlah 2.144 miliar ton atau senilai Rp39 Triliun. Kemudian sektor non pertanian 48,495 ton senilai Rp13 Triliun, sehingga total ekspor komoditas pertanian Tahun 2020 senilai Rp 52 Triliun.
“Kami berharap ke depannya performa ekspor sektor pertanian terus meningkat dari tahun ke tahun,” katanya.(den/ipg)