Jumat, 22 November 2024

Bupati Sidoarjo: Investor Cina Mau Kalau Harga Jual Listrik Hasil PLTSa Cocok

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Saiful Ilah Bupati Sidoarjo. Foto: Dok./Baskoro suarasurabaya.net

Saiful Ilah Bupati Sidoarjo mengatakan, pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) di Sidoarjo sebenarnya tinggal menunggu kesepakatan harga listrik dengan investor asal Cina.

China Everbright International Ltd. (Everbright International), perusahaan perlindungan lingkungan yang berbasis di Hongkong, sudah berminat membangun PLTSa di Sidoarjo sejak lama.

Kerja sama Pemkab Sidoarjo dengan Everbright International sudah terjalin sejak 2017 silam. Saat itu, kedua belah pihak bahkan sudah sepakat, pembangunan PLTSa mulai awal 2018.

Sejak awal, Bupati yang akrab disapa Abah Ipul itu memastikan, pembangunan PLTSa di lingkungan tempat pembuangan akhir (TPA) Jabon itu sepenuhnya bakal memakai uangnya Everbright International.

Pemkab Sidoarjo tinggal menyiapkan lahan untuk PLTSa seluas 10 hektare, yang sudah dibebaskan dengan anggaran Rp10 miliar APBD Sidoarjo 2017. Abah Ipul memastikan, lahan itu sudah siap.

Dia juga mengaku sudah secara spesifik berkomunikasi dengan Luhut Binsar Pandjaitan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi. “Dulu ke Pak Luhut. Kan, keputusannya di situ.”

Hanya saja, rencana pembangunan PLTSa itu sempat terkendala perizinan dan aturan dari pemerintah pusat, termasuk aturan KLHK. Sampai akhirnya proyek ini masuk daftar proyek prioritas di Perpres 80/2019.

Mengenai masuknya proyek PLTSa menjadi proyek prioritas Percepatan Pembangunan Ekonomi di Jatim, Abah Ipul menegaskan lagi, proyek ini tinggal menunggu kesepakatan harga listrik.

Menurutnya, hasil komunikasi dengan Menko Maritim, harga listrik yang ditawarkan PLN untuk hasil PLTSa Sidoarjo hanya USD 6 sen per kilowatt-jam (kWh), sekitar Rp836,4 dengan kurs sekarang.

“Kalau harganya dikasih 6 (USD 6 sen), ya, enggak nututi. Kalau harganya 13,35 (USD sen/sekitar Rp1.860 per kWh dengan kurs sekarang), InsyaAllah bisa kami bangun,” ujarnya.

Menurutnya, Everbright International akan setuju dengan harga USD 13,35 sen per kWh. “Kalau disetujui dengan harga listrik itu, mestinya orangnya (investor/Everbright International) mau kerja sama.”

Ketentuan harga listrik USD 13,35 sen per kWh itu memang sudah termuat dalam Perpres 35/2018 tentang Percepatan Pembangunan Instalasi Pengolah Sampah Menjadi Energi Listrik.

Di Pasal 11 huruf (a) Perpres itu, harga pembelian listrik oleh PT PLN untuk PLTSa berkapasitas sampai 20 megawatt adalah USD 13.35 sen per kWh. Memang tidak tercantum harga USD 6 sen per kWh.

Adapun estimasi investasi proyek PLTSa Sidoarjo berskema Kerja Sama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU) dalam lampiran Perpres 80/2019 nilainya mencapai Rp1,3 triliun.

Estimasi itu hampir sama dengan perkiraan investasi yang sudah dibahas Pemkab Sidoarjo dengan Everbright International 2017 silam. Yakni antara USD 90-100 juta, kalau dikurskan nilainya hampir sama.

Pada 2017 itu, Abah Ipul sudah memastikan bahwa studi kelayakan (feasibility studies/FS) PLTSa Sidoarjo sudah rampung. Tinggal tahap perencanaan lalu pembangunan fisik fasilitas itu sudah bisa dilakukan.

Everbright International saat itu juga sudah bersepakat membangun PLTSa dengan skema build, operate, and transfer (BOT) selama 30 tahun. Setelah itu, PLTSa akan menjadi milik Pemkab Sidoarjo.

Everbright International menawarkan teknologi waste-to-energy (WTE/PLTSa) dengan teknologi insinerator yang mereka yakinkan mampu membakar habis 1.200 ton sampah per hari.

Di tahap awal, PLTSa yang akan dibangun berkapasitas 800 ton per hari, sesuai penghitungan rata-rata sampah per hari Pemkab Sidoarjo saat itu (sekarang diperkirakan sudah 1.000 ton per hari).

Melalui teknologi insinerator buatan Everbright, sampah yang dibakar uapnya akan menggerakkan turbin dan generator sehingga menjadi listrik dengan perkiraan kapasitas 18-20 megawatt.(den/iss)

Berita Terkait

Surabaya
Jumat, 22 November 2024
28o
Kurs