Sabtu, 23 November 2024

Presiden Bahas Perekonomian Global dengan Direktur Pelaksana Bank Dunia Terpilih

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Mari Elka Pangestu Direktur Pelaksana Bank Dunia terpilih (kiri) berbincang dengan Joko Widodo Presiden yang didampingi Pratikno Mensesneg, Selasa (11/2/2020), di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat. Foto: Biro Pers Setpres.

Joko Widodo Presiden menerima kunjungan Mari Elka Pangestu Direktur Pelaksana Bank Dunia terpilih, di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat pada Selasa (11/2/2020) siang.

Mari Pangestu yang terpilih sebagai perwakilan Indonesia untuk Bank Dunia atas dukungan Jokowi, akan mulai bekerja tanggal 1 Maret 2020.

“Saya datang untuk menyampaikan terima kasih karena Pak Presiden menominasikan nama saya untuk posisi Direktur Pelaksana Bank Dunia. Presiden berharap, saya bisa secara rutin memberikan update situasi dunia yang semakin banyak isu dan tantangannya,” ujar Mari sesudah pertemuan.

Mari Pangestu mengungkap, dalam pertemuan yang berlangsung tertutup, banyak membahas soal ekonomi global.

Antara lain, terkait pertumbuhan ekonomi dunia yang diperkirakan akan lebih rendah dari prediksi sebelumnya, karena adanya penyebaran Virus Corona dari China.

“Sekarang banyak ketidakpastian dan tentu tindakan-tindakan apa yang harus dilakukan oleh negara-negara sedang berkembang dalam mengantisipasi ketidakpastian global baik dari segi ekonomi maupun isu-isu pembangunan berkelanjutan,” imbuhnya.

Di tengah ketidakpastian tersebut, Mari menilai program reformasi struktural untuk menggenjot perekonomian sangat diperlukan. Artinya, beberapa kebijakan yang menghambat pertumbuhan ekonomi harus dibereskan.

“Reformasi struktural seperti program prioritas Presiden itulah langkah yang paling tepat untuk dilakukan. Reformasi struktural boleh dikatakan untuk Indonesia saat ini adalah prioritas baik apakah itu untuk menciptakan lapangan pekerjaan baru mau pun sumber pertumbuhan yang baru. Saya rasa Indonesia sudah berada dalam jalur yang tepat,” katanya.

Sementara itu, terkait wabah penyekit yang disebabkan penyebaran Virus Corona, menurut Mari masih belum ada prediksi yang akan terjadi.

Yang pasti, lanjut Mari Pangestu, perekonomian China akan mengalami penurunan pertumbuhan, sehingga berdampak pada negara-negara lain, termasuk Indonesia.

Walau begitu, dalam pembicaraannya dengan Presiden, Indonesia masih memiliki keuntungan dari besarnya pasar di dalam negeri yang dapat dimanfaatkan untuk mengantisipasi dampak negatif.

“Kita punya pasar dalam negeri yang besar. Jadi dalam keadaan seperti ini kita harus melakukan langkah-langkah untuk mengamankan daya beli di dalam negeri,” tuturnya.

Sementara itu, dalam rapat terbatas pada awal Februari, Presiden sendiri memandang adanya potensi untuk memanfaatkan ceruk pasar ekspor di negara-negara lain yang sebelumnya banyak melakukan impor dari China.

Momentum itu harus dimanfaatkan oleh industri substitusi impor di Tanah Air untuk meningkatkan produksi dan berkembang lebih jauh.

“Kalau dari sisi impor, terputusnya rantai pasok karena adanya Virus Corona, berarti kita harus mencari sumber lain atau pun sumber dari dalam negeri. Mungkin itu juga akan mendorong insentif untuk peningkatan investasi untuk menggantikan keperluan impor untuk industri (dalam negeri) yang kita perlukan,” kata mantan Menteri Pariwisata tersebut.

Lebih lanjut, Mari berharap pertumbuhan ekonomi nasional bisa terus terjaga seperti sekarang. Menurutnya, di tengah ketidakpastian global, mampu mempertahankan angka pertumbuhan ekonomi di kisaran angka lima persen merupakan suatu hal yang tidak mudah dan patut disyukuri.

“Yang penting kita harus merasa beruntung kita bisa mempertahankan stabil di angka lima. Itu sudah sangat baik dalam keadaan dunia seperti ini,” tandasnya.(rid/ipg)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
27o
Kurs