Pungky Purnomo Wibowo Direktur Eksekutif Departemen Penyelenggara Sistem Pembayaran (DPSP) mengatakan, Bank Indonesia menargetkan ada 15 juta pedagang atau merchant yang menggunakan Quick Response Code Indonesia Standard (QRIS) pada 2020.
Pungky mengaku optimistis target itu bisa tercapai, sebab sejak pertama kali diluncurkan 17 Agustus 2019 lalu sampai sekarang, sudah ada 1,7 juta merchant yang memutuskan menerapkan QRIS dalam melakukan transaksi pembayaran.
“Sejak diluncurkan sudah 1,7 juta merchant, and at the end of this year sekitar 15 juta (merchant). Tapi kami tidak mau cuma electronic money, tetapi juga PJSP (Penyelenggara Jasa Sistem Pembayaran),” katanya di Makassar, Sabtu (12/1/2019).
Pungky menyebutkan dalam mencapai target itu, Bank Indonesia fokus menyasar sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) lebih dulu karena jumlahnya mencapai sekitar 60 juta di seluruh Indonesia.
“Dari merchant sendiri merasa lebih terbantu karena mudah dalam transaksi. Tapi kami juga ingin menyasar pasar tradisional, kampus, dan amal-amal di rumah ibadah,” ujarnya seperti dikutip Antara.
Sementara itu, Ricky Satria Deputi Direktur Departemen Kebijakan Siatem Pembayaran BI mengatakan, secara keseluruhan BI akan menargetkan 5 persen dari total UMKM di Indonesia yang menggunakan QRIS.
Ricky menuturkan, dari 1,7 juta merchant pengguna QRIS, lima provinsi yakni Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Banten mendominasi. Karena itu BI akan melakukan pemerataan ke daerah lainnya.
Bagi para pedagang yang ingin memasang QRIS, caranya sangat mudah. Yaitu dengan mengisi form di bank yang dituju dengan menyertakan beberapa data seperti NPWP dan KTP serta paspor bagi pengusaha asing yang membuka usaha di Indonesia.
“Daftarnya Gratis tapi nanti per transaksi bayar 0,7 persen. Bukan bayar, sih, itu kan value. Karena teman-teman bantuin marketing buka online-nya. Value karena traffic penjualannya jadi lebih banyak jadi merchant bayar ke bank,” katanya.(den)