Sabtu, 23 November 2024

59 Tahun Bank Jatim, Tetap Berinovasi dan Kolaborasi di Tengah Koreksi Akibat Pandemi

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Busrul Iman (kanan) Dirut Bank Jatim bersama Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim di acara peringatan HUT ke-59 Bank BNI

Bank Jatim mengoreksi Rencana Bisnis Bank (RBB) akibat pandemi Covid-19. Target pencapaian aset 2020 diperkirakan turun 1 persen-2 persen. Kinerja kredit dengan target 14 persen terkoreksi jadi 6 persen-8 persen.

“Kinerja Dana Pihak Ketiga (DPK) yang sebelumnya diprediksi double digit, nanti kami perkirakan tumbuh sekitar 4-6 persen, begitu juga kinerja laba juga ada koreksi,” kata Busrul Iman Direktur Utama Bank Jatim.

Dia mengakui, setiap era memang memiliki tantangannya masing-masing, begitu juga sektor perbankan yang sekarang dituntut untuk melakukan cara dan metode pelayanan kekinian dengan prospek ke depan.

“Berbagai aspek kehidupan itu akan berbasis digital. Mau tidak mau Bank Jatim harus bertranformasi, bersinergi dengan kompetitor maupun financial technology (fintech), jadi kami harus bertransformasi ke arah digital,” ujarnya.

Bank Jatim sudah bersinergi dengan sejumlah fintech dan memperkuat jaringan bisnis dan fitur-fitur berbasis digital. Dia bilang, sudah ada peningkatan pengguna layanan digital dibandingkan datang ke kantor tatap muka.

Sejumlah layanan digital unggulan antara lain e-channel, m-banking, internet banking, Jatimcode, dan terbaru e-form pengajuan kredit nasabah secara daring dan kredit multiguna elektronik (e-kmg) bagi ASN dan pensiunan.

Pandemi, kata Busrul, bukan jadi alasan perseroan untuk putus asa. Sebagai bank daerah dengan visi menjadi bank BPD nomor satu di Indonesia, Bank Jatim perlu mengakselerasi bisnis secara kuantitas dan kualitas.

“Untuk itu, pandemi ini sebetulnya kesempatan kami untuk konsolidasi ke dalam, membenahi policy dan human capital, dan upaya kebijakan efisiensi serta pengembangan teknologi. Saya optimistis sekali soal ini,” katanya

Selasa (18/8/2020), Bank Jatim merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-59. Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur hadir memberikan sambutan untuk para hadirin di acara tersebut.

Dorongan untuk terus berinovasi dan berkolaborasi datang dari Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim. Dia minta cabang-cabang Bank Jatim punya konsep super team sehingga ada inovasi dan kreativitas.

“Saya ingin ajak Bank Jatim Super Team membangun tekad kuat. Hari ini eranya bukan kompetisi tapi kolaborasi, maka bangunlah kolaborasi sebanyak-banyaknya, seluas-luasnya dan sekuat-kuatnya,” kata Khofifah.

Khofifah juga berpesan agar Bank Jatim aktif menyisir sektor ultra mikro, mikro, kecil dan menengah untuk membantu akses permodalan mengingat 54 persen PDRB Jatim digerakkan sektor UMKM.

“Hari ini UMKM butuh tangan dingin Bank Jatim untuk menyapa mereka dan memberi pendampingan, akses, dan membantu meningkatkan nilai tambah, agar mereka bisa petik, olah, kemas, jual,” ujarnya.

Busrul Iman Dirut Bank Jatim bilang, Bank Jatim sebagai bank daerah berkomitmen jadi bank yang bisa menggerakkan perekonomian daerah. Salah satunya lewat kredit UMKM yang kontribusinya masih sekitar 10 persen dari total kinerja kredit.

“Potensi Jatim dari sisi pelaku UMKM sangat besar, artinya kita sebagai bank daerah punya peluang sehingga kami punya konsep untuk memperbanyak kontribusi UMKM paling tidak bisa 20 persen,” ujarnya.

Bank Jatim, katanya, telah memetakan potensi UMKM yang bisa memanfaatkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari pemerintah pusat sebesar Rp2 triliun. Pemanfaatan ‘dana titipan’ ini akan terbagi 2 pola penyaluran.

Pertama, penyaluran langsung dari Bank Jatim dan Unit Usaha Syariah (UUS) Bank Jatim kepada nasabahnya atau direct loan, dan kedua step loan yakni menggandeng BPR, koperasi, pondok pesantren serta asosiasi bisnis.

“Skim kreditnya akan disalurkan untuk komersial, ritel, mikro, dan konsumtif. Karena ketentuan jangka waktunya pendek hanya 6 bulan kami harus betul-betul mengukur, mungkin yang lebih tepat kredit ini untuk modal kerja jangka pendek, seperti UMKM, dan ritel komersial,” jelasnya.

Menurut Busrul, dalam penyaluran dana PEN pun dibutuhkan kesiapan dari pihak bank maupun masyarakat yang menyerap. Bank, katanya, harus mengukur juga kemampuan daya beli masyarakat mengingat kondisi pertumbuhan ekonomi Jatim di kuartal II mengalami kontraksi.

“Namun, kami berharap dari alokasi Rp2 triliun, dalam perputarannya bisa menghasilkan Rp4 triliun sehingga pertumbuhan kredit kita bisa lebih tinggi dari RBB, walaupun relatif tidak setinggi saat sebelum Covid-19,” imbuhnya.

Sementara untuk kredit korporasi, Bank Jatim mengakui ada sedikit kendala akibat adanya penundaan proyek konstruksi/infrastruktur. Apalagi pemerintah melekukan refocusing APBN/APBD yang mempengaruhi belanja modal.

“Jadi sektor koperasi kita ada sindikasi yang sementara waktu mengalami penjadwalan ulang, sehingga proyeknya mundur,” imbuhnya.

Data Pertumbuhan Bank Jatim

Kuartal II/2020
Laba : Rp770,15 miliar
Aset : Rp75,24 triliun naik 9,12% (yoy)
DPK : Rp64,01 triliun naik 10,49 (yoy)
Kredit : Rp39,18 triliun naik 12,69% (yoy)

Komposisi Kredit :
Korporasi : Rp9,38 triliun tumbuh 17,96% (yoy)
UMKM : Rp6,33 triliun tumbuh 16,12% (yoy) (den)

Berita Terkait

Surabaya
Sabtu, 23 November 2024
31o
Kurs