Sebanyak 234 tempat wisata dari total 969 tempat wisata di Jawa Timur, sudah melakukan reopening atau dibuka kembali untuk wisatawan, dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Destinasi wisata yang telah dibuka kebanyakan dari sektor wisata alam.
Sinarto Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim mengatakan, dari ratusan tempat wisata yang sudah dibuka, Banyuwangi menjadi daerah terbanyak yang telah membuka destinasi wisatanya. Kemudian disusul Probolinggo dan Malang.
“Banyuwangi terbanyak, lalu Probolinggo ada 34 (tempat wisata), Malang kabupaten ada 37, Pasuruan 15, Batu 13,” kata Sinarto kepada Radio Suara Surabaya, Sabtu (15/8/2020).
Banyuwangi sebagai daerah dengan tempat wisata terbanyak di Jatim yang sudah dibuka, dikarenakan Pemkab Banyuwangi sudah melakukan persiapan matang dalam proses pembukaan wisata.
“Yang terbanyak memang Banyuwangi karena dia mendahului temannya, sudah jauh-jauh hari, persiapannya luar biasa makanya beberapa waktu lalu Pak Presiden (Joko Widodo) ke sana,” tambah Sinarto.
Tempat wisata diperbolehkan buka dengan syarat pihak pengelola dan seluruh karyawan dalam kondisi sehat. Selain itu, beberapa menejemen tempat wisata maupun perhotelan juga meminta surat keterangan sehat dari wisatawan.
“Seluruh daerah tempat wisata didorong seperti itu (menyertakan surat sehat), rombongan pun diharapkan dapat membawa surat sehat. Kalau perorangan tahapannya masih deteksi suhu badan dan perlengkapan untuk memenuhi diri sendiri,” ujarnya.
Meski begitu, Sinarto menegaskan bahwa pembukaan kembali tempat wisata adalah kewenangan dari pemerintah daerah. Kementerian dan pemerintah Provinsi hanya dapat mengusulkan dan melakukan monitoring, tapi selebihnya adalah kewenangan pemda setempat untuk memutuskan apakah wisata dibuka atau tidak.
Walaupun sudah dibuka, pertumbuhan ekonomi dari sektor pariwisata diakui Sinarto masih belum pulih sepenuhnya. Bisnis perhotelan masih sepi karena wisatawan masih berasal dari wisatawan lokal. Penjualan souvenir dan oleh-oleh juga belum banyak terjadi peningkatan karena wisatawan sendiri memilih berhemat di tengah pandemi Covid-19.
Ke depan, ia berharap pada bisnis pariwisata sudah bangkit pada beberapa bulan ke depan untuk persiapan perayaan tahun baru.
“Keinginan kami Agustus-September, bergerak dengan baik karena persiapan akhir tahun bisa nyaman seperti biasa. Apalagi kalau vaksin sudah digandakan, maka pariwisata akan bergerak lagi,” ujarnya.(tin/ipg)